Sarekat Islam Tanah Besemah Kikis Agama Pengakuan, Ganti Dengan Syariat
Sarekat Islam Tanah Besemah -pidi-pagaralampos.com
PAGARALAMPOS.COM - Sarekat Islam (SI) berperan penting dalam penyebaran ajaran syariat Islam di Tanah Besemah. Organisasi berhasil membuat masyarakat Besemah -termasuk Pagaralam- untuk mengenal Islam secara utuh, bukan lagi sekedar pengakuan belaka.
KALENDER bertarikh 1914 ketika pengurus Sarekat Islam (SI) pusat, Raden Gunawan datang ke Pagaralam.
“Raden Gunawan datang lewat Bengkulu,” ucap Satarudin Tjik Olah, anggota Lembaga Adat Besemah, menceritakan ihwal kedatangan Raden Gunawan Kepada Pagaralam Pos, melalui sambungan telepon seluler belum lama ini.
Menurut Satar, kedatangan Raden Gunawan tersebut untuk meresmikan SI Cabang Tanah Besemah. Kata dia, saat itu, sebagaimana daerah lain, organisasi SI memang mendapatkan sambutan yang luas.
BACA JUGA:Hikayat Kopi Robusta Besemah: Diperkenalkan Belanda, Menopang Hidup Hingga Kini
“Orang yang dibai’at resmi disebut menjadi anggota sarekat,” tutur Satar yang mendapat cerita tentang Raden Gunawan ini dari ayahnya, puluhan tahun silam.
Raden Gunawan bukan semata-mata datang untuk meresmikan SI Cabang saja. Menurut Satar, tokoh SI ini juga datang untuk mengIslamkan seluruh masyarakat Pagaralam. Sebab kata dia, waktu itu, kebanyakan masyarakat Pagaralam baru sekedar mengaku beragama Islam saja.
“Sedangkan syariatnya tidak dijalankan,” lanjut Satar. Dengan istilah lain, Islam syariat belum dijalankan.
Bahkan, Satar menambahkan, saat itu, masyarakat Pagaralam masih banyak yang percaya dengan kepercayaan animisme dan dinamisme. Ia menyebutkan, masih ada yang menganut kepercayaan terhadap arwah nenek moyang.
BACA JUGA: Budaya Rakyat Besemah Memandang Politik Uang 'Jangan nak Lemak Dek Bemule', Miliki Makna Mendalam
“Kepercayaan masyarakat saat itu masih bercampur-campur,” ucapnya.
Maka dalam kesempatan itulah, Raden Gunawan menyerukan orang-orang yang datang untuk segera mengucapkan dua kalimat syahadat. Satar pernah mendengar cerita, bahwa saat itu ada pasangan suami istri yang minta dinikahkan kembali.
“Mereka minta dinikahkan secara Islam. Sebab sebelum ini mereka menikah baru secara adat,” ucap Ahmad Bastari Suan, sejarawan Sumatera Selatan, ketika dihubungi Pagaralam Pos secara terpisah.
Itulah sebabnya Bastari menganggap, bahwa Islam syariat belum lama dikenal masyarakat Pagaralam. Baru pada 1914-tahun kedatangan Raden Gunawan-masyarakat Pagaralam mengenal syariat Islam secara utuh.
BACA JUGA:Dempoe Ryokan, Bukti Sejarah Kedatangan Penjajah di Tanah Suku Besemah
Sebelum itu, menurut Bastari, masyarakat Pagaralam memang sudah mengenal Islam. Tapi kata dia, saat itu masyarakat baru sebatas mengenal saja, belum menjalankan syariat Islam.
Karena itu, Bastari tak memungkiri syariat Islam di Pagaralam tak bisa dipisahkan dari SI. SI disebutkannya, boleh dibilang sebagai penerus perjuangan Puyang Awak-penyebar Islam pertama di Tanah Besemah- dalam menyebarkan ajaran Islam.
“Dakwah Puyang Awak belum menyentuh ke level masyarakat bawah. Jadi, banyak yang belum tahu syariat Islam. Dengan adanya SI, Islam lebih dikenal lebih luas,” ujar Satar.
Puyang Awak sendiri merupakan tokoh penyebar Islam yang memusatkan kegiatannya di Dusun Perdipe, Kecamatan Dempo Selatan. Sebuah masjid menjadi salahsatu tinggalan Puyang Awak yang masih bisa dilihat sampai sekarang. “Masjid Puyang Awak didirikan pada abad ke-15,”demikian keterangan sebuah brosur yang menceritakan tentang sejarah Puyang Awak.
BACA JUGA:Penyebaran Ajaran Islam di Pagar Alam Lewat 'Tadut', Perintah Sholat Dalam Syair Asli Suku Besemah
Pemerhati Budaya Besemah Asmadi meyakini bila Islam sejatinya sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat Besemah. Salahsatu indikasinya dilihat dari mantra-mantra atau jampi-jampi yang sering ada di tengah masyarakat Besemah.
“Ada kata seperti ‘hak katanya Allah” ujarnya. Sayangnya, sebagaimana Satar dan Bastari, Mady Lani sapaan akrabnya, menduga saat itu masyarakat Besemah baru sebatas mengenal Islam semata.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: