Budaya Rakyat Besemah Memandang Politik Uang 'Jangan nak Lemak Dek Bemule', Miliki Makna Mendalam

PAGARALAMPOS.COM - Selain mencederai demokrasi, praktik politik uang juga bertentangan dengan budaya Besemah. Pantang bagi jeme Besemah ‘njualkah palak’. 

Beberapa seni tutur Besemah maupun pepatah Besemah sudah mengisyaratkan itu.

KERAMAIAN nampak di Lapangan merdeka. Di lapangan yang pernah dikunjungi Bung Karno ini, puluhan orang sedang menyaksikan momen penting.  

Siang itu, pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Pagaralam dimintai komitmennya untuk tidak menggunakan politik uang.

BACA JUGA:5 Suku Asli Yang Ada di Provinsi Sumatera Selatan, Nomor 1 Merupakan Keturunan Majapahit

Hasilnya para calon pemimpin itu tegas menolak politik uang. Ini dibuktikan dengan ditandatanganinya deklarasi tolak dan lawan politik uang. 

Mereka juga sepakat untuk mempolitisasi isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). 

Deklarasi ini pun bersejarah karena dilaksanakan untuk pertamakalinya dalam  pelaksanaan Pilkada Pagaralam.

Deklarasi itu dianggap penting lantaran Panitia Pengawas Pemilihan (Panwas) mengganggap, dari para calonlah, politik bersih dapat dimulai. Tidak ada politik uang diharapkan pilkada berjalan jujur. 

BACA JUGA:Yuk Mengenal 5 Suku Asli yang Ada di Provinsi Sumatera Selatan, Salah Satunya Suku Pasemah

“Politik uang mencederai demokrasi,” ujar Ketua Panwas Kota Pagaralam, Ihwan Nopri SE ketika membacakan poin-poin deklarasi.

“Oh, itu bukan budaye kite,” ujar Satarudin Tjik Olah. “Jeme Besemah pantang ‘njualkah palak’,”tambah lelaki yang kini berumur lebih dari 60 tahun ini, ketika ditemui Pagaralam Pos. 

Siang itu, Pagaralam Pos meminta komentarnya selaku tokoh adat Besemah perihal praktik politik uang yang berujung dengan transaksi pembelian suara.

Pendapat yang sama dilontarkan Asmadi. Pemerhati  budaya Besemah ini menyatakan, politik uang bertolak belakang dengan budaya Besemah. Jeme Besemah diakui Asmadi, memiliki harga diri yang tinggi. 

Sumber: