Pemkot PGA

Menguak Sejarah Gedung Harmonie, Warisan Kolonial di Jantung Kota Pasuruan

Menguak Sejarah Gedung Harmonie, Warisan Kolonial di Jantung Kota Pasuruan

Menguak Sejarah Gedung Harmonie, Warisan Kolonial di Jantung Kota Pasuruan--

Beberapa bagian bangunan bahkan menunjukkan kerusakan parah akibat minimnya perawatan berkala.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran dari kalangan budayawan, ahli sejarah lokal, dan warga yang peduli terhadap cagar budaya.

Sebagai respons, pemerintah Kota Pasuruan bersama komunitas pecinta sejarah mulai menginisiasi berbagai langkah pelestarian.

Berbagai usaha telah dilakukan, mulai dari dokumentasi arsitektural, penulisan sejarah resmi, hingga dorongan untuk mengukuhkan status Gedung Harmonie sebagai bangunan cagar budaya.

Dalam beberapa tahun terakhir, muncul pula wacana untuk menjadikan gedung ini sebagai museum atau pusat kebudayaan lokal.

Harapannya adalah agar generasi muda dapat mengenal jejak sejarah kota mereka, termasuk peran kolonialisme dalam membentuk struktur sosial dan budaya yang ada saat ini.

Jika dikelola dengan baik, Gedung Harmonie tak hanya akan menjadi kenangan masa silam, tetapi juga aset berharga untuk masa depan Pasuruan.

Makna Sebuah Bangunan Tua

Gedung Harmonie mencerminkan perjalanan panjang sejarah Kota Pasuruan—dari zaman kolonial, masa pendudukan asing, era kemerdekaan, hingga zaman modern seperti sekarang.

Di balik keheningannya, tersimpan narasi tentang kekuasaan, kesenangan elite, ketimpangan sosial, hingga semangat perjuangan.

Menjaga gedung ini berarti merawat ingatan kolektif masyarakat terhadap sejarah kota mereka.

Kini, masa depan bangunan ini bergantung pada kesadaran kita semua untuk tidak membiarkan sejarah terkubur oleh waktu.

Gedung Harmonie menjadi simbol bahwa masa lalu, apa pun bentuknya, pantas untuk dikenang dan dipelajari.

Dari sanalah pijakan untuk membangun masa depan yang lebih bijak bisa dimulai.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: