Pemkot PGA

Menggali Fenomena Gaya Hidup Work-Life Balance di Kalangan Milenial

Menggali Fenomena Gaya Hidup Work-Life Balance di Kalangan Milenial

Menggali Fenomena Gaya Hidup Work-Life Balance-net-kolase

Sebagian besar milenial memilih untuk bekerja di industri kreatif, startup, atau bekerja secara remote, yang memungkinkan mereka memiliki kontrol lebih besar atas jadwal kerja mereka.

Gaya hidup ini memberi mereka kebebasan untuk mengatur waktu sesuai dengan kebutuhan pribadi, seperti waktu untuk keluarga, hobi, atau bahkan traveling.

Banyak perusahaan juga kini menawarkan kebijakan kerja yang lebih fleksibel, seperti remote working atau flextime, untuk menarik milenial yang mencari keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Namun, meski memiliki fleksibilitas, banyak milenial yang tetap merasa terjebak dalam budaya kerja 24/7. Teknologi yang selalu terhubung memudahkan pekerjaan terus berlangsung meski di luar jam kerja, sehingga seringkali mereka merasa tidak bisa "lepas" dari pekerjaan, bahkan saat sedang berlibur atau bersama keluarga.

BACA JUGA:Mengenal Manfaat Oatmeal: Mulai Hari Dengan Gaya Hidup Sehat

Tantangan yang Dihadapi Milenial dalam Mencapai Work-Life Balance

1. Teknologi yang Mengaburkan Batas Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi milenial adalah kecenderungan untuk selalu terhubung dengan pekerjaan melalui teknologi. Dengan ponsel pintar, email, aplikasi pesan, dan berbagai alat digital lainnya, pekerjaan menjadi lebih mudah diakses kapan saja dan di mana saja.

Hal ini membuat batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi semakin kabur, dan seringkali membuat milenial merasa terjebak dalam kewajiban yang tak berujung.

Bahkan saat berlibur atau di rumah, mereka sering kali terjebak dalam kebutuhan untuk memeriksa email atau membalas pesan terkait pekerjaan, yang mengurangi kualitas waktu pribadi mereka.

Fenomena ini, yang dikenal dengan istilah workaholism, sangat umum di kalangan milenial yang merasa harus selalu tersedia untuk pekerjaan.

BACA JUGA:Rahasia Sehat dari Tepung Jagung: Nutrisi Lengkap, Mudah Dicerna, dan Cocok untuk Gaya Hidup Bebas Gluten

2. Tekanan Sosial dan Harapan Terhadap Kesuksesan

Di era media sosial, milenial juga sering dihadapkan pada tekanan sosial yang tinggi, terutama terkait dengan kesuksesan pribadi dan profesional. Media sosial seperti Instagram dan LinkedIn sering kali menampilkan gaya hidup yang terlihat sempurna berlibur mewah, memiliki pekerjaan impian, dan gaya hidup ideal yang membuat banyak milenial merasa tertekan untuk mencapai standar yang tinggi ini.

Tekanan untuk selalu tampil sukses, produktif, dan bahagia juga sering kali membuat mereka merasa cemas dan stres, terutama ketika kehidupan nyata mereka tidak sesuai dengan gambaran yang ada di media sosial.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait