Pemkot PGA

Khas Sunda! Lezatnya Nasi Tutug Oncom, “Nasi Miskin” yang Naik Kelas

Khas Sunda! Lezatnya Nasi Tutug Oncom, “Nasi Miskin” yang Naik Kelas

Khas Sunda! Lezatnya Nasi Tutug Oncom, “Nasi Miskin” yang Naik Kelas--Net

BACA JUGA:Nasi Liwet Khas Solo. Santapan Rakyat Jelata yang Diminati oleh Kaum Bangsawan? Ini Sejarahnya!

Lauk pelengkap seperti ayam goreng, ikan asin, telur dadar, dan lalapan mentimun juga akan semakin menambah kenikmatan nasi tutug oncom.

Jangan lupa menambahkan bawang goreng sebagai taburan di atasnya agar makanan ini semakin wangi dan menggugah selera.

Siapa sangka, nasi tutug oncom yang kadang dijual dengan harga tinggi di restoran-restoran masakan Sunda ternyata dulunya merupakan makanan rakyat kelas bawah pada tahun 1940-an pada masa pemerintahan Orde Baru.

Diketahui bahwa nasi tutug oncom muncul saat masyarakat mengalami kesulitan ekonomi sehingga tidak mampu membeli beras.

BACA JUGA:Nasi Liwet Munggahan Sebelum Ramadhan, Hidangan Spesial yang Wajib Dicoba

Dahulu nasi tutug oncom identik dengan makanan rakyat kebanyakan, sehingga nasi harus dicampur dengan oncom supaya porsinya lebih banyak.

Oncom sendiri merupakan bahan yang mudah ditemukan dan harganya terjangkau.

Makanan ini terbuat dari ampas tahu yang berasal dari kedelai serta kadang juga dari bungkil kacang tanah yang difermentasi seperti pada pengolahan tempe.

Meskipun berasal dari ampas tahu, oncom kaya akan karbohidrat dan protein.

BACA JUGA:Ini Resep dan Cara Membuat Nasi Liwet Khas Sunda Gurih dan Lezat!

Dalam analisis Proksimat dan Sifat Organoleptik Oncom Merah Alternatif dan Oncom Hitam Alternatif yang ditulis oleh Sri Mulyani dan Restu Widyana Wisma di Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia, Vol. 1, No. 1, April 2016, dijelaskan bahwa oncom yang biasanya terbuat dari bungkil kacang tanah hanya dapat bertahan selama 1-2 hari pada suhu ruangan.

Jika lebih dari itu, oncom akan rusak dan tidak layak konsumsi, sehingga sebaiknya nikmati nasi tutug oncom selagi masih hangat.

Kelezatan nasi tutug oncom, yang dikenal sebagai “nasi miskin” dan sekarang telah lebih populer, dapat dinikmati dalam keadaan hangat kapan saja di rumah sambil berkumpul dengan orang-orang terkasih

BACA JUGA:Luar Biasa Kekompokan Warga Rejo Sari, Lestarikan Tradisi Liwetan di Kaki Gunung Dempo.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: