Silsilah Kampung Kapitan di Palembang, Sejak Zaman VOC hingga Hindia Belanda

Senin 05-08-2024,23:36 WIB
Reporter : Gusti
Editor : Bodok

Dia menafsirkan bahwa telah terjadi peristiwa besar yang berpengaruh terhadap keluarga atau kota pada hari itu.

Apa sesungguhnya peristiwa itu Agni belum mengetahuinya. Untuk mengetahui isi sejati buku tersebut, ungkap Agni, perlu seseorang yang serius membacanya.

“Buku itu isinya silsilah keluarga,” ungkapnya.  “Yang menarik dari buku itu ada catatan mengenai peristiwa keluarga, terutama pernikahan.” Penanggalan dalam buku itu menggunakan tahun kaisar yang bertakhta.

BACA JUGA:Gending Sriwijaya: Warisan Budaya dan Makna Tari dalam Upacara Penyambutan Tamu di Palembang

Buku milik keluarga Kapitan Tjoa itu sejatinya merupakan salinan, demikian menurut Agni.

Dia melihat dalam untaian kalimat dengan tinta hitam yang beraksara Cina itu terdapat aksara lain. “Ada Hiragana Katakana,” ungkapnya. “Mungkin [ditulis pada saat] zaman Jepang berkuasa.”

Agni juga menduga bahwa si penyalin naskah itu tidak biasa menulis dengan aksara Mandarin. Banyak karakter yang kurang sesuai dan bisa menimbulkan makna baru, demikian menurut pengamatan singkatnya.

"Perawatan buku itu menurutku memprihatinkan,” ungkap Agni.

 “Harusnya mereka bisa menempatkannya di kotak kedap udara atau kotak anti asam.” kata dia.

BACA JUGA:Pj Walikota Palembang Dukung Program Kerja AMSI Sumsel

Seperti yang dituturkan Mulyadi kepada saya, buku itu disimpan di sebuah lemari lembap, tanpa perawatan khusus.

Sebagai usaha pelestarian, Agni tengah memesan kotak anti asam di Perpustakaan Nasional, Jakarta, yang nantinya digunakan untuk menyimpan buku warisan Kapitan Tjoa.

Rencananya, dia akan mengirimkan kotak tersebut kepada keluarga Kapitan Tjoa pada awal tahun ini. “Kukirim buat hadiah perayaan Cap Go Meh,” pungkasnya.

Cagar Budaya di Kota Palembang

Kampung Kapitan merupakan sebuah kawasan cagar budaya yang terletak di kota Palembang, Sumatra Selatan. Kawasan ini terletak di tepi sungai Musi tepat di sisi barat jembatan Ampera yang dikenal juga dengan daerah tuju ulu.

BACA JUGA:Mengenal Lebih Jauh Tari Tanggai Palembang: Sebagai Simbol Penyambutan Tamu yang Masih Dilestarikan

Kategori :