PAGARALAMPOS.COM - Produksi minyak Indonesia mengalami penurunan signifikan, mencapai level terendah dalam 56 tahun terakhir.
Berdasarkan data dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), produksi minyak Indonesia pada tahun 2024 hanya mencapai 576 ribu barel per hari hingga 15 April.
Hudi Suryodipuro, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, menjelaskan bahwa penurunan produksi ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penghentian fasilitas produksi yang tidak terencana (unplanned shutdown) akibat banjir di wilayah Sumatera.
"Produksi masih dalam proses ramp up mereaktivasi sumur-sumur kembali setelah beberapa kejadian unplanned shutdown karena kondisi banjir yang melanda sebagian Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di wilayah Sumatera serta unplanned shutdown yang cukup berdampak seperti di BP Berau, BSP, dan PHE OSES," ujar Hudi kepada detikcom, Kamis (18/4/2024).
BACA JUGA:Halal Bihalal Bareng ASN, Ini Pesan PJ Bupati ke ASN di Lahat!
Menurut Hudi, banjir juga menghambat berbagai kegiatan seperti pengeboran dan well services.
"Kejadian banjir juga menyebabkan sejumlah kegiatan pemboran dan well services tidak dapat dilakukan, sehingga belum ada kontribusi dari kegiatan tersebut," tambahnya.
Berdasarkan data sejarah yang dimiliki SKK Migas, produksi minyak di Indonesia pernah berada di kisaran 450 ribu hingga 600 ribu barel per hari pada tahun 1966 sampai 1968.
Namun, setelah itu produksi meningkat dan mencapai puncaknya pada tahun 1977 dan 1995.
BACA JUGA:Awas Drop! Begini Cara dan Solusi Atasi Batre Gampang Panas. Jangan Abaikan!
"Khusus untuk peak production tahun 1995, menjadi catatan khusus lantaran merupakan hasil implementasi pengurasan tahap lanjut dengan teknologi Enhanced Oil Recovery di Lapangan Duri," ungkap Hudi.
Peningkatan produksi minyak pada tahun 1995 tersebut mencerminkan upaya Indonesia dalam menerapkan teknologi canggih untuk meningkatkan produksi minyak.
Namun, seiring berjalannya waktu, produksi minyak Indonesia kembali mengalami penurunan, terutama dalam beberapa tahun terakhir.
Untuk mengatasi penurunan produksi ini, SKK Migas saat ini sedang melakukan proses reaktivasi sumur untuk meningkatkan produksi minyak.
BACA JUGA:Agus Fatoni Dorong Generasi Milenial Kenali Peninggalan Sejarah Sumsel