Kelana Sewandana seorang raja muda yang gagah berani, tampan, dan kaya raya. Karena kelebihannya itulah, Kelana Sewandana menjadi sombong dan suka membanggakan diri.
Sikap angkuh dan sombong Kelana Sewandana semakin menjadi-jadi setelah ia menjadi murid Begawan Tapawalu.
"Di dunia ini tidak ada yang lebih berkuasa, kecuali aku. Hahaha ... hahaha," kata Kelana Sewandana sambal menepuk dadanya.
Sementara itu, Bujangga Anom adalah putra Raja Daha, Prabu Erlangga.
BACA JUGA:5 Misteri dan Mitos Gunung Bromo Jawa Timur, Nomor 4 Sangat Tidak Masuk Akal
Bujangga Anom juga dipanggil Bujangganong atau Ganong. Bujangganong meninggalkan Daha untuk berguru mencari ilmu pengetahuan demi menambah kesempurnaan hidup.
Mulanya, ayahanda Bujangganong keberatan anaknya pergi. Namun, demi masa depan anaknya akhirnya Prabu Erlangga mengizinkannya.
Sebagai murid Begawan Tapawalu, Kelana Sewandana dan Bujangganong berhubungan erat sekali. Mereka berdua menjadi sahabat karib.
Selesai berguru kepada Begawan Tapawalu, Bujangganong diangkat menjadi Patih di Kerajaan Bandarangin oleh Kelana Sewandana.
BACA JUGA:Keajaiban Sejarah Pagar Alam, Eksplorasi Kota di Kaki Gunung Dempo yang Menyimpan Cerita Mengagumkan
Pada suatu malam, Kelana Sewandana bermimpi bertemu seorang putri cantik yang bernama Sanggalangit berasal dari Daha.
Kelana Sewandana sangat kecewa sebab semua itu ternyata hanyalah sebuah mimpi.
Karena terlanjur telah menyaksikan kecantikan Putri Sanggalangit, Prabu Kelana Sewanda dirundung rasa resah, selalu ingin bertemu.
Putri Sanggalangit selalu terbayang-bayang dalam angannya.
BACA JUGA:Misteri Cepot! Kisah Mistis di Balik Kekocakan Tokoh Wayang Golek yang Menghibur