Terdengar Irama Musik Dari Situs Gunung Padang Yang Disebut Gunung Cahaya, Pertanda Apakah itu?

Sabtu 01-07-2023,23:00 WIB
Reporter : Erick
Editor : Erick

PAGARALAMPOS.COM - Salah satu Situs di Indonesia yaitu Gunung Padang, dimana berlokasi di Cianjur Jawa Barat benar benar menyimpan Banyak misteri.

Begitu Banyak mitos tersimpan dikeindahan situs dipuncak bukit itu. Masih diceritakan oleh masyarakat setempat, Situs Gunung Padang disebut Gunung Cahaya, sebab pada malam hari terkadang terlihat bederang di puncak bukit itu.

Tentang Mistisnya, keberadaan cahaya itu, sesauf terdengar lantunan musik. Tumpukan balok batu yang beserak saat ini ada yang bisa mengeluarkan nada jika diketuk.

Pagaralampos.com mengutip dari sejumlah sumber, bentuk batu yang memanjang dan tekstur yang beragam menarik banyak pihak untuk meneliti. 

BACA JUGA:Fakta Baru, Ribuan Balok Batu Situs Gunung Padang Asal Muasalnya Mirip dengan Situs Purba di Irlandia

Bahkan ada bebatuan yang bisa mengeluarkan bunyi laiknya alat musik gamelan apabila diketuk.

"Kalau disebut itu mah batu gamelan. Itu di teras I yang bentuknya panjang, ujar salahseorang pemandu Situs Gunung Padang.

Tekait bunyian nada, musik di situs Gunung Padang sudah diteliti orang barat. Hasil penelitian Rolan Mauludy dan Hokky Situngkir menunjukkan kemungkinan adanya pelibatan musik dari beberapa batu megalit yang ada.

Fungsi situs Gunung Padang diperkirakan adalah tempat pemujaan bagi masyarakat yang bermukim di sana pada sekitar 2000 tahun SM.

Soo, teka-teki tentang musik, mungkin erat kaitannya dengan ritual pemujaan orang purb di zaman megalitikum.

Peneliti dari Bandung Fe Institute menemukan di sudut belakang bagian timur undak pertama situs Gunung Padang ada sejumlah batu yang tersusun sedemikian rupa. 

BACA JUGA:Situs Arkeologi Terbesar di Asia tenggara, Benarkah Atlantis yang Hilang!

Dengan memukulnya akan terdengar suara nyaring berfrekuensi tinggi bagaikan nada-nada.

"Bebatuan tersebut seolah menjadi sebuah alat musik litofonik purba. Tapi berbeda dengan berbagai artefak litofonik warisan megalitik yang juga ditemukan di banyak negara di kawasan Asia Tenggara, ukuran dari artefak ini jauh lebih besar dimensinya," ujar peneliti Bandung Fe Institute, Hokky Situngkir.

Kategori :