Upaya Memerangi Gelombang Baru Islamofobia di Dunia Barat

Jumat 27-12-2024,06:05 WIB
Reporter : Almi
Editor : Almi
Upaya Memerangi Gelombang Baru Islamofobia di Dunia Barat

Film itu baru dirilis di Iran, Agustus 2015 lalu. Awalnya diprediksi film itu akan memecahkan rekor box office domestik. 

Namun masalahnya, ada golongan yang meminta film itu dilarang tayang di Iran. 

Mengutip Reuters, Universitas Al-Azhar di Mesir tidak puas dan meminta itu dilarang. 

Diketahui, Al-Azhar merupakan kampus Sunni prestisius di sana.

BACA JUGA:Bernilai Sejarah, Bagian dari Suatu Peradaban Budaya yang Tinggi

"Masalahnya sudah jelas. Syariah melarang mewujdkan Nabi," ujar Profesor Abdel Fattah Alawari, dekan Fakultas Teologi Islam di Al-Azhar. 

Itu berkaitan dengan kehidupan sang aktor yang memerankan Muhammad. 

Di kehidupan nyata, bisa saja ia pemabuk atau pemain perempuan. "Itu tidak bisa diterima," katanya.

Menurut Sami Yusuf, salahsatu musisi Islam terkondang yang ikut menyanyi untuk lagu tema Mohammad, Messenger of God pelarangan tayang film itu terlalu dipolitisasi. 

BACA JUGA:Seni dan Budaya Penopang Sektor Pariwisata Pagaralam 

"Kebanyakan reaksi itu terlalu politis," katanya pada Reuters. Pembuat film itu adalah Syiah.

"Saya pun yakin orang-orang di Al-Azhar dan lainnya yang mengkritik film ini belum menontonnya. 

Mereka hanya melawannya karena itu seperti mengekspor budaya Iran," ujar Yusuf. 

Ia sendiri mendukung film itu karena belum banyak film tentang Muhammad, apalagi dibandingkan Yesus atau nabi lain di Kristen. 

BACA JUGA:Pertahankan Kebudayaan di Tengah Kemajuan Teknologi

Menurutnya, itu memalukan. "Anda tidak bisa terus mempelajari Nabi Muhammad dan jatuh cinta pada hidup serta karakternya. 

Kategori :