Abrahah datang dengan pasukan besar yakni ribuan tentara, pasukan berkuda dan pasukan gajah.
Hal itu tentu saja tidak berjalan lancar karena Ka’bah adalah tempat yang terjaga.
Ketika pasukan Abrahah telah mendekati Mekah, pasukan gajah mogok berjalan dan menolak meneruskan perintah.
BACA JUGA:Diknas Survey Situs Cagar Budaya Pagaralam
Lalu datanglah ribuan burung yang membawa masing-masing batu berapi dari neraka dan tanah liat yang panas terbakar, kemudian menjatuhkan batu dan tanah liat tersebut ke pasukan Raja Abrahah.
Seketika pasukan gajah, pasukan berkuda dan tentara Abrahah hancur oleh serangan burung-burung yang membawa batu berapi tersebut (asbabun nuzul QS: Al-Fil 1-5).
Tahun ketika pasukan gajah Abrahah hancur sebelum berhasil menyerang Ka’bah itu pun dikenal sebagai Tahun Gajah.
Dan peristiwa besar tersebut menjadi tanda tahun kelahiran Muhammad SAW yang kerap disebut lahir di Tahun Gajah.
BACA JUGA:Kebudayaan Megalitikum tak Terwariskan
Satu bulan setelahnya, lahirlah Muhammad SAW dari ibunya, Aminah.
Sesuai tradisi Arab saat itu, bayi yang masih menyusui akan dicarikan ibu susu yang hidup di wilayah pedesaan, agar mendapatkan udara yang masih murni dan gizi melimpah.
Muhammad SAW pun diasuh oleh Halimatus Sa’diah, sekaligus menjadi ibu susuannya di dusun Badui.
Sebuah lokasi yang aman dari serangan kaum Yahudi.
BACA JUGA:Kumpulkan Data, Usulkan Benda Cagar Budaya
Kakek Muhammad SAW, Abdul Muthalib adalah tetua klan Bani Hashim, yang merupakan bagian dari suku Quraisy. Hanya percaya pada satu Tuhan, ia juga penjaga Ka'bah, situs ibadah dan ziarah.
Visualisasi digunakan untuk menggambarkan kelahiran Muhammad SAW oleh Aminah (diperankan oleh Mina Sadati) kelip bintang di langit, cahaya terang.