Sungai Pekalen Probolinggo: Simfoni Alam, Budaya, dan Adrenalin dalam Satu Destinasi
Sungai Pekalen: Jejak Sejarah, Pesona Budaya, dan Surga Petualangan di Probolinggo-Foto: net -
Warga setempat kerap menggelar upacara adat di tepi sungai, seperti ritual bersih desa, sebagai bentuk penghormatan terhadap alam dan leluhur.
Jejak Kolonialisme dan Dampaknya
Pada masa kolonial Belanda, Sungai Pekalen dimanfaatkan untuk mendukung aktivitas perkebunan, terutama kebun tebu yang memasok bahan baku pabrik gula seperti Pabrik Gula Gending.
Pemerintah kolonial membangun sejumlah infrastruktur pengairan yang sebagian masih bertahan hingga kini.
Namun, pembukaan lahan secara besar-besaran pada masa itu menyebabkan kerusakan lingkungan, termasuk deforestasi yang memicu sedimentasi dan perubahan debit air. Meski demikian, masyarakat tetap berupaya menjaga keberlangsungan ekosistem sungai.
Sungai Pekalen di Era Modern
Memasuki era 2000-an, Sungai Pekalen mulai dikenal luas sebagai lokasi wisata arung jeram.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Tugu Poci: Simbol Budaya dan Identitas di Tanah Melayu!
Dengan jeram berkelas III hingga IV dan pemandangan alam yang memukau, sungai ini menarik minat wisatawan petualang.
Terdapat tiga jalur arung jeram utama—Pekalen Atas, Tengah, dan Bawah—yang masing-masing menawarkan pengalaman unik, seperti melintasi air terjun dan gua kelelawar.
Kegiatan wisata ini memberikan manfaat ekonomi bagi warga setempat, yang kini banyak berperan sebagai pemandu wisata, pengelola penginapan, atau penyedia jasa lainnya.
Sungai Pekalen pun menjadi contoh sukses bagaimana pelestarian lingkungan bisa berjalan berdampingan dengan pengembangan wisata berbasis masyarakat.
BACA JUGA:Sejarah Perjalanan Tugu Juang Siliwangi: Simbol Keteguhan dan Semangat Perjuangan Rakyat Sunda!
BACA JUGA:Sejarah Tugu Raja Sibarani: Jejak Leluhur dan Simbol Pemersatu Marga di Tanah Batak!
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
