Pemkot PGA

Sejarah dan Makna Filosofis Tugu Abel di Lereng Gunung Marapi: Simbol Persatuan dan Warisan Budaya Minangkabau

Sejarah dan Makna Filosofis Tugu Abel di Lereng Gunung Marapi: Simbol Persatuan dan Warisan Budaya Minangkabau

Sejarah dan Makna Filosofis Tugu Abel di Lereng Gunung Marapi: Simbol Persatuan dan Warisan Budaya Minangkabau-net:foto-

PAGARALAMPOS.COM - Gunung Marapi, yang terletak di Sumatera Barat, adalah salah satu gunung berapi aktif yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Minangkabau.

Selain dikenal sebagai gunung yang sakral dan penuh mitos, di lereng Gunung Marapi berdiri sebuah monumen bersejarah yang dikenal sebagai Tugu Abel.

Tugu ini bukan sekadar tugu biasa, melainkan memiliki kisah dan makna mendalam yang berakar pada sejarah dan budaya masyarakat setempat.

Latar Belakang Gunung Marapi

BACA JUGA:Afrika Selatan Terbelah Sistem Apartheid yang Menindas Jutaan Orang

Gunung Marapi, yang dalam bahasa Minangkabau berarti “gunung api,” sudah lama menjadi bagian dari kehidupan dan tradisi masyarakat di sekitarnya.

Gunung ini dipercaya sebagai simbol kekuatan alam sekaligus penjaga wilayah.

Aktivitas vulkaniknya yang masih aktif membuat masyarakat sekitar selalu menjaga hubungan baik dengan alam, baik melalui upacara adat maupun mitos-mitos yang diwariskan secara turun-temurun.

Asal Usul dan Pembangunan Tugu Abel

Tugu Abel dibangun sebagai simbol perjuangan dan pengingat sejarah yang berhubungan dengan masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Marapi.

BACA JUGA:Mengungkap Batu-Batu Bernada dari Lembah Sulawesi, Misteri Peradaban yang Hilang Tak Terungkap

Nama “Abel” sendiri berasal dari kata dalam bahasa Minangkabau yang berarti “tali” atau “ikatan,” yang merefleksikan semangat persatuan dan kerja sama.

Menurut cerita lokal, tugu ini didirikan sebagai penghormatan kepada para pahlawan dan leluhur yang telah berjuang menjaga tanah dan komunitas dari berbagai ancaman, baik alam maupun manusia.

Pada masa lampau, masyarakat di lereng Marapi menghadapi berbagai tantangan, seperti erupsi gunung, serangan penjajah, dan konflik antar kelompok.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait