Menelusuri Sejarah Danau Ranu Kumbolo: Permata Mistis di Lereng Semeru!

PAGARALAMPOS.COM - Di tengah jalur pendakian menuju puncak Mahameru, berdiri sebuah danau indah bernama danau Ranu Kumbolo.

Terletak di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur, danau ini berada di ketinggian sekitar 2.400 meter di atas permukaan laut.

Ranu Kumbolo bukan hanya sekadar tempat peristirahatan bagi para pendaki, tetapi juga menyimpan sejarah, legenda, dan keindahan alam yang memukau hati siapa pun yang mengunjunginya.

Asal-Usul Nama dan Letak Geografis

BACA JUGA:Sejarah Gunung Merapi: Antara Keindahan dan Letusan yang Menyimpan Cerita!

Kata “Ranu” dalam bahasa Jawa Kuno berarti “danau” atau “telaga”, sementara “Kumbolo” dipercaya berasal dari istilah kuno yang berarti “tempat berkumpulnya air.”

Secara harfiah, Ranu Kumbolo dapat diartikan sebagai danau tempat air berkumpul. Danau ini terletak di jalur pendakian utama menuju Gunung Semeru melalui desa Ranu Pani, Kabupaten Lumajang.

Dikelilingi perbukitan hijau dan hutan pegunungan, Ranu Kumbolo menjadi salah satu titik paling menawan di antara jalur menuju Mahameru.

Suhu udara di sekitar danau bisa turun drastis hingga di bawah 10 derajat Celsius pada malam hari, bahkan terkadang muncul embun es saat musim kemarau.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Taman Nasional Lore Lindu: Warisan Alam dan Budaya Sulawesi Tengah!

Jejak Sejarah dan Kepercayaan Masyarakat

Dalam sejarah lokal, Ranu Kumbolo memiliki kaitan erat dengan legenda masyarakat Tengger.

Konon, danau ini dianggap sebagai tempat suci di mana para dewa bersemayam atau tempat pertemuan leluhur sebelum menuju puncak Semeru—yang dipercaya sebagai puncak para dewa.

Pada masa lampau, masyarakat sekitar mempercayai bahwa air Ranu Kumbolo memiliki kekuatan spiritual. Airnya dianggap suci dan sering dijadikan simbol penyucian diri.

Sumber: