Menelusuri Sejarah Danau Ranu Kumbolo: Permata Mistis di Lereng Semeru!
Menelusuri Sejarah Danau Ranu Kumbolo: Permata Mistis di Lereng Semeru!-net:foto-
Beberapa ritual adat masyarakat Tengger bahkan masih menjadikan kawasan ini sebagai lokasi untuk berdoa dan memohon keselamatan sebelum pendakian ke puncak Semeru.
Selain itu, dalam catatan kolonial Belanda, kawasan Semeru dan Ranu Kumbolo sudah dikenal sejak abad ke-19.
Para penjelajah dan peneliti alam dari Eropa kerap mengunjungi daerah ini untuk mempelajari ekosistem dan formasi geologinya.
Dari situlah Ranu Kumbolo mulai dikenal luas sebagai salah satu danau alami tertinggi di Pulau Jawa.
Pesona Alam dan Keunikan Ekosistem
BACA JUGA:Sejarah Gunung Sanggar: Pesona dan Jejak Legenda di Tanah Bima!
Ranu Kumbolo memiliki luas sekitar 15 hektare dengan air yang jernih kebiruan. Di sekitarnya tumbuh beragam vegetasi khas pegunungan, seperti rumput ilalang, edelweis, dan pohon pinus.
Saat matahari terbit dari balik bukit, pantulan cahaya keemasan di permukaan air menciptakan pemandangan yang sangat menakjubkan—sebuah momen yang selalu ditunggu para pendaki.
Menariknya, di sekitar danau ini hidup beberapa jenis satwa liar seperti burung elang, kijang, serta babi hutan yang menjadi bagian dari keseimbangan ekosistem pegunungan Semeru.
Karena statusnya berada di dalam kawasan taman nasional, danau ini dilindungi dari aktivitas yang dapat merusak lingkungan, seperti perburuan dan penebangan liar.
BACA JUGA:Misteri Makam Gunung Lawu: Jejak Spiritual di Puncak Tertinggi Jawa yang Dipenuhi Nilai Sejarah
Legenda dan Kisah Mistis Ranu Kumbolo
Seperti banyak tempat alami di Indonesia, Ranu Kumbolo juga diselimuti kisah mistis. Salah satu cerita yang terkenal di kalangan pendaki adalah tentang “Putri Penunggu Danau”.
Konon, sering terlihat sosok perempuan bergaun putih berjalan di tepi danau saat malam hari, terutama ketika kabut turun tebal.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
