Upacara Peusijuek: Tradisi Sakral Aceh yang Menyejukkan Jiwa dan Menguatkan Ikatan Sosial
Upacara Peusijuek: Tradisi Sakral Aceh yang Menyejukkan Jiwa dan Menguatkan Ikatan Sosial-Foto: net -
PAGARALAMPOS.COM - Aceh, yang sering disebut Serambi Mekkah, memiliki kekayaan budaya yang sangat mendalam selain nilai-nilai keislaman yang kuat.
Salah satu tradisi adat yang masih lestari hingga kini adalah upacara Peusijuek, ritual khas masyarakat Aceh yang sarat makna spiritual dan sosial.
Tradisi ini merefleksikan harmoni antara adat istiadat dan ajaran Islam dalam kehidupan masyarakat setempat.
Makna dan Filosofi Peusijuek
Kata Peusijuek berasal dari bahasa Aceh yang berarti "memberikan kesejukan" atau "mendinginkan." Upacara ini dilaksanakan sebagai wujud doa dan harapan agar seseorang atau suatu peristiwa memperoleh berkah, keselamatan, serta kesejahteraan.
Peusijuek tidak hanya sebuah tradisi, melainkan juga ekspresi syukur dan pengharapan yang mlekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh.
BACA JUGA:Sejarah Suku Osing: Menelusuri Jejak Budaya Leluhur di Ujung Timur Jawa!
BACA JUGA:Sejarah Suku Moronene: Warisan Leluhur yang Bertahan di Tengah Arus Modernisasi!
Sejarah dan Asal-Usul
Peusijuek dipercaya telah ada sejak masa kejayaan kerajaan-kerajaan Islam di Aceh, khususnya Kesultanan Aceh Darussalam.
Tradisi ini berkembang seiring masuknya Islam ke wilayah tersebut pada abad ke-13. Dengan menyebarnya agama Islam, tradisi lokal ini diadaptasi agar selaras dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, pelaksanaan Peusijuek selalu diiringi dengan bacaan doa-doa Islami.
Sebelum kedatangan Islam, masyarakat Aceh sudah memiliki berbagai ritual adat untuk memohon perlindungan dari kekuatan alam atau roh leluhur.
Setelah Islam masuk, tradisi tersebut mengalami proses islamisasi, sehingga Peusijuek tetap melestarikan nilai budaya lokal sekaligus memperkuat unsur keagamaan.
Prosesi dan Simbolisme
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
