Pemkot PGA

Sejarah Jalannya Pemberontakan Petani Banten 1888: Perlawanan Rakyat Kecil Melawan Penjajahan Kolonial!

Sejarah Jalannya Pemberontakan Petani Banten 1888: Perlawanan Rakyat Kecil Melawan Penjajahan Kolonial!

Sejarah Jalannya Pemberontakan Petani Banten 1888: Perlawanan Rakyat Kecil Melawan Penjajahan Kolonial!-net: foto-

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Kawah Putih: Pesona Alam dari Letusan Gunung Patuha!

Hal ini menambah ketegangan sosial yang terus meningkat, terlebih lagi ketika penjajah juga mulai campur tangan dalam urusan keagamaan.

Pengaruh Agama dan Peran Ulama

Peran agama Islam dalam masyarakat Banten sangatlah penting. 

Ulama dan tokoh tarekat memiliki pengaruh besar, baik secara spiritual maupun sosial.

Banyak rakyat yang memandang mereka sebagai pemimpin sejati, bukan para pejabat kolonial.

Ketika para ulama mulai merasa bahwa kolonialisme telah merusak kehidupan umat Islam, maka muncullah semangat jihad dan pembebasan dari “penjajahan kafir.

Salah satu tokoh sentral dalam pemberontakan ini adalah Haji Wasid, seorang ulama kharismatik dari Ciwandan, Serang. 

Bersama para pengikutnya, Haji Wasid meyakini bahwa penjajahan Belanda adalah bentuk kezhaliman yang harus dilawan, bahkan dengan kekuatan fisik. 

Keyakinan ini diperkuat dengan ajaran tasawuf dan tarekat Qadiriyah-Naqsyabandiyah, yang kala itu banyak dianut di Banten.

Jalannya Pemberontakan

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Pulau Umang: Permata Tersembunyi di Ujung Barat Jawa!

Pemberontakan dimulai pada tanggal 9 Juli 1888 secara serentak di beberapa wilayah Banten, termasuk di daerah Anyer, Cilegon, dan Serang. 

Serangan dilakukan terhadap pos-pos militer, rumah pejabat Belanda, serta bangunan yang dianggap sebagai simbol kekuasaan kolonial. 

Para pemberontak dipersenjatai secara sederhana sebagian besar hanya menggunakan golok, tombak, dan senjata tradisional lainnya namun semangat juang mereka begitu tinggi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait