Pemkot PGA

Menelusuri Harmoni Alam dan Tradisi: Praktik Pertanian Suku Rambang yang Sarat Makna

Menelusuri Harmoni Alam dan Tradisi: Praktik Pertanian Suku Rambang yang Sarat Makna

Harmoni Alam dan Adat: Menyelami Filosofi Pertanian Suku Rambang-Foto: net -

Prinsip musyawarah dan semangat kebersamaan menjadi fondasi dalam kehidupan bermasyarakat, terutama saat mengadakan upacara adat seperti pernikahan atau prosesi kematian.

Tradisi Islam yang Berpadu dengan Budaya Lokal

Pengaruh Islam masuk ke dalam kehidupan masyarakat Rambang sejak masa kejayaan Kesultanan Palembang.

Saat ini, mayoritas masyarakat memeluk Islam, namun unsur-unsur budaya lokal tetap dijaga dan berpadu dalam berbagai ritual adat.

Harmoni ini tercermin dalam bentuk tradisi yang tetap mengandung simbol-simbol lama, namun diselaraskan dengan ajaran agama.

Pertanian sebagai Tulang Punggung Ekonomi

Mayoritas masyarakat Rambang menggantungkan hidup dari kegiatan pertanian, terutama penanaman padi dan pengelolaan kebun karet.

BACA JUGA:Memahami Sejarah Candi Pari: Jejak Peradaban Majapahit di Sidoarjo!

Kegiatan ini bukan sekadar bentuk mata pencaharian, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal dalam menjaga kelestarian alam.

Sistem bertani tradisional yang mereka pertahankan menunjukkan pemahaman mendalam akan keseimbangan ekosistem serta siklus alam yang berkelanjutan.

Tantangan Modernisasi dan Pelestarian Tradisi

Perkembangan zaman membawa pengaruh besar terhadap pola hidup masyarakat. Banyak anak muda dari Suku Rambang yang memilih merantau ke kota demi mencari penghidupan yang lebih baik.

Namun di sisi lain, masih ada upaya nyata dari masyarakat serta pemerintah daerah untuk menjaga eksistensi budaya lokal.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait