Memahami Sejarah Watu: Jejak Batu dalam Lintasan Budaya dan Mitos Nusantara!
Memahami Sejarah Watu: Jejak Batu dalam Lintasan Budaya dan Mitos Nusantara!-net:foto-
Di Jawa, misalnya, dikenal istilah "watu keramat" atau batu keramat yang sering menjadi tempat ziarah, meditasi, bahkan persembahan.
Salah satu contoh yang terkenal adalah Watu Gilang di Imogiri, Yogyakarta, yang konon memiliki kekuatan gaib dan hanya bisa dipindahkan oleh orang-orang pilihan.
Beberapa watu juga dianggap sebagai "batu wasiat", yaitu batu yang mengandung pesan atau sumpah dari leluhur yang harus dihormati.
Kepercayaan ini membentuk tradisi spiritual yang sangat kuat di beberapa komunitas, di mana batu dianggap sebagai penghubung antara dunia manusia dan alam gaib.
Warisan Mitologi dan Cerita Rakyat
Keberadaan watu juga melahirkan banyak cerita rakyat yang sarat akan nilai moral dan simbolik. Salah satu yang paling populer adalah kisah "Watu Cengger" di wilayah Gunungkidul, Yogyakarta.
Menurut legenda setempat, batu ini merupakan jelmaan dari seseorang yang dikutuk akibat melanggar janji suci. Cerita ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk menjaga komitmen dan tidak mengkhianati sumpah.
BACA JUGA:Menguak Fakta Sejarah Rengasdengklok: Penculikan Demi Kemerdekaan!
Kisah serupa juga ada di tempat lain, seperti “Watu Gajah” di Jawa Tengah, yang dipercaya berasal dari seekor gajah yang dikutuk menjadi batu karena perbuatannya.
Dari cerita-cerita ini kita dapat melihat bagaimana watu dijadikan simbol peringatan, pendidikan moral, dan media pewarisan nilai-nilai budaya.
Jejak Budaya yang Terlupakan
Sayangnya, seiring dengan modernisasi dan perkembangan zaman, banyak situs-situs watu yang kini terlupakan atau bahkan rusak akibat pembangunan.
Padahal, setiap watu menyimpan jejak sejarah yang berharga dan belum tentu bisa ditemukan kembali di masa depan.
BACA JUGA:Kejayaan Terakhir China Dinasti Qing dan Runtuhnya Kekaisaran Ribuan Tahun
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
