Film Propaganda Kolonial Senjata Halus Penjajah yang Tak Terasa
--
PAGARALAMPOS.COM - Bayangkan Anda duduk di sebuah bioskop tua di Batavia, tahun 1930-an.
Di layar, para petani tampak tersenyum lebar, memanen padi dengan penuh semangat, sementara suara narasi berbuny Lihatlah, betapa bahagianya hidup di bawah naungan pemerintah Hindia Belanda.
Itulah film propagandasebuah alat lunak yang punya kekuatan sekeras bayonet.
Film, sejak awal kelahirannya, memang bukan hanya hiburan.
BACA JUGA:Terungkap! Fakta-Fakta Menarik Tentang Sejarah Mataram Kuno yang Jarang Diketahui
Ia adalah senjata Dan di era kolonial, para penjajah menggunakannya bukan sekadar untuk menyampaikan cerita, tapi untuk membentuk pikiran.
Pada dekade awal abad ke-20, pemerintah kolonial Belanda menyadari potensi luar biasa dari film sebagai medium pengaruh.
Teknologi proyeksi gambar bergerak, yang waktu itu masih dianggap sebagai keajaiban modern, digunakan secara sistematis untuk menanamkan citra positif tentang kekuasaan kolonial.
Muncullah film-film dokumenter yang menampilkan kemajuan di Hindia Belanda jalan raya yang mulus, sistem irigasi yang tertata, hingga sekolah-sekolah untuk bumiputra.
BACA JUGA:Menguak Fakta Sejarah Benteng Pendem: Jejak Kolonial di Pesisir Cilacap!
Tapi semua itu bukan tanpa maksud Di balik narasi visual yang tampak netral, terselip pesan halus: bahwa Belanda adalah penyelamat, pencerah, dan pembawa peradaban.
Sedangkan pribumi? Tak lain digambarkan sebagai masyarakat yang masih perlu dibimbing.
Salah satu contoh paling menonjol adalah film Java, the Land of Enchantment (1930).
Film ini menggambarkan keindahan alam Jawa dan "kebahagiaan" rakyatnya di bawah pemerintahan kolonial.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
