Suku Apung: Jejak Komunitas Pengembara Laut yang Bertahan di Perairan Nusantara
Suku Apung: Jejak Komunitas Pengembara Laut yang Bertahan di Perairan Nusantara-Foto: net -
Mereka berpindah tempat sesuai dengan musim ikan atau kondisi cuaca, serta menggunakan perahu tersebut untuk berdagang atau berkunjung ke komunitas lain.
Rumah Panggung di Atas Air
Sebagian komunitas mulai menetap dengan membangun rumah panggung di atas air yang berdiri di atas tiang kayu. Rumah-rumah ini sering kali terhubung dengan jembatan kayu kecil.
Selain tempat tinggal, mereka juga membangun lumbung ikan atau kandang terapung untuk menyimpan hasil tangkapan sebelum dipasarkan.
Budaya dan Tradisi
Ritual Laut
Beberapa kelompok masih melestarikan tradisi upacara sebelum berlayar, seperti memberikan sesaji kepada roh laut agar diberi keselamatan.
BACA JUGA:Pura Luhur Giri Arjuno. Wisata Keagamaan Umat Hindu. Ini Sejarah Berdirinya!
BACA JUGA:Sejarah Putri Agung Karangasem: Tokoh Berpengaruh dalam Kerajaan Bali Timur!
Musik Tradisional
Lagu-lagu khas sering dinyanyikan saat bekerja atau dalam acara sosial, mencerminkan ungkapan kebahagiaan dan doa.
Tantangan Modern dan Pelestarian Budaya
Perubahan lingkungan dan modernisasi berdampak besar pada kehidupan Suku Apung.
Eksploitasi laut, polusi, serta perubahan iklim berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan, membuat kondisi hidup mereka semakin sulit.
Selain itu, upaya relokasi ke daratan yang dilakukan oleh pemerintah kadang-kadang menimbulkan tantangan tersendiri, karena berisiko menghilangkan identitas budaya dan keterampilan tradisional mereka.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
