Sejarah Wayang Orang: Tradisi dan Kesenian yang Memadukan Tari, Musik!

Sejarah Wayang Orang: Tradisi dan Kesenian yang Memadukan Tari, Musik!

Sejarah Wayang Orang: Tradisi dan Kesenian yang Memadukan Tari, Musik!-foto: net-

PAGARALAMPOS.COM - Wayang orang adalah warisan seni budaya bangsa yg makin sulit ditemui.

Berpuluh-puluh tahun lalu, kelompok wayang orang atau wayang wong masih berkeliling asal kota ke kota buat mementaskan pertunjukan pada tenda-tenda yang disebut tobong.

kini, pementasannya masih mampu dtemui pada gedung-gedung kesenian menggunakan frekuensi terbatas.

Sejarah Wayang Orang

BACA JUGA:Sejarah Reog Ponorogo: Ternyatah Memiliki Makna Simbolis yang Tersembunyi!

Seni wayang orang tersebar di Jawa Tengah dan  Yogyakarta, bahkan sampai Jawa Timur. Beberapa gerombolan  pula sempat eksis di Jakarta.

Kesenian yg memadukan tari, musik, nyanyi (tembang), serta obrolan ini mempunyai beberapa karakteristik spesial yg tidak sama sinkron menggunakan daerah dari yang mereka jadikan patokan.

Sejarah perkembangan seni budaya pada Jawa Tengah dan  Yogyakarta kerap diwarnai menggunakan hubungan antara Keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Ini mengakibatkan banyak warisan seni budaya yang lahir dan  tumbuh di ketika yg hampir bersamaan menggunakan sejumlah kemiripan.

BACA JUGA:Sejarah Upacara Tabuik di Pariaman: Memiliki Makna, dan Proses Pelaksanannya yang Unik!

Selain batik Yogyakarta dan  batik Solo, sejarah wayang pula melibatkan 2 daerah yg baru saja pecah asal Kerajaan Mataram tadi.

Pada Surakarta, wayang wong diperkenalkan pada masa KGPAA Mangkunegara I (1757 – 1795), yaitu waktu kesenian Jawa berkembang pesat setelah digunakan sebagai sarana dakwah Walisongo.

Jenis kesenian ini mencapai puncak  kejayaan pada masa KGPAA (Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya) Mangkunegara V. Awalnya hanya dipentaskan Jika ada program khusus pada Istana Mangkunegaran, lambat laun wayang ini juga dipentaskan di tengah rakyat umum.

Sedangkan pada Yogyarkarta, jenis kesenian ini diperkenalkan di masa Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755 – 1792).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: