Sejarah Upacara Tabuik di Pariaman: Memiliki Makna, dan Proses Pelaksanannya yang Unik!
Sejarah Upacara Tabuik di Pariaman: Memiliki Makna, dan Proses Pelaksanannya yang Unik!-foto: net-
PAGARALAMPOS.COM - Upacara Tabuik adalah khazanah budaya Minangkabau pada Sumatra Barat, khususnya pada kalangan rakyat Pariaman atau Piaman.
Ritual budaya ini memakan saat hingga 10 hari, yaitu lepas 1-10 Muharam. lepas 1 Muharam merupakan tahun baru bagi umat Islam, sedangkan lepas 10 Muharam ialah peringatan Hari Asyura.
Tabuik ialah simbol peringatan Hari Asyura.
Sejarah Upacara Tabuik
BACA JUGA:Sejarah Keunikan Taman Ismail Marzuki, Profil, dan Panduan Berkunjung!
Tabuik berasal dari kata tabut, yg dalam Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti peti anyaman bambu atau burung-burungan burak berasal kayu yg dibawa pada perarakan pada peringatan wafatnya Hasan dan Husen (10 Muharam).
Tabut juga merujuk di perarakan itu sendiri menjadi bagian berasal tradisi peringatan.
Tetapi pelafalan tabut berubah menjadi tabuik karena mengikuti dialek lokal yg mengganti alfabet terakhir “t” menggunakan “k”.
Upacara Tabuik dimaksudkan sebagai peringatan atas gugurnya cucu Nabi Muhammad saw., yaitu Husain bin Ali, pada Pertempuran Karbala.
BACA JUGA:Sejarah Masjid Agung Semarang: Arsitektur dan Daya Tarik Masjid yang Unik!
Sebenarnya Pertempuran Karbala bukanlah pertempuran besar sebab jumlah pasukan yg tidak seimbang. tetapi dampaknya luar biasa karena melibatkan banyak anggota keluarga Nabi, terutama cucunya.
Peristiwa ini diawali dengan penolakan Imam Husain buat membaiat Yazid bin Muawiyah asal Kekhalifahan Umayyah sebab disebut sebagai pemimpin yg merusak prinsip-prinsip Islam.
Pasukan Husain hanya terdiri asal puluhan orang, termasuk wanita serta anak-anak. Sedangkan pasukan Yazid terdiri asal ribuan tentara terlatih.
Pengorbanan Husain yang sangat mengejutkan umat Islam tersebut dihormati menggunakan hadiah gelar Sayyid al-Syuhada.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
