Gunung Semeru dalam Balutan Mitos: Sejarah, Kepercayaan, dan Kisah Mistis di Puncak Mahameru

Mereka percaya bahwa pada saat itu, roh leluhur sedang melakukan perjalanan spiritual, sehingga pendakian dianggap dapat mengganggu keseimbangan alam.

Ada pula kepercayaan bahwa siapa pun yang membawa pulang batu atau tanaman dari gunung ini bisa mengalami kesialan hingga barang tersebut dikembalikan.

Pantangan ini tidak hanya berkaitan dengan kepercayaan mistis, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan terhadap alam dan upaya menjaga ekosistem Semeru tetap lestari.

BACA JUGA:Suku Moronene di Sulawesi Tengah: Menggali Warisan Budaya dan Sejarah yang Memikat

BACA JUGA:Ken Arok: Kisah Legendaris yang Membentuk Sejarah Kerajaan Singasari di Nusantara

Ritual Suci dan Upacara Kasada

Bagi masyarakat Tengger, Gunung Semeru memiliki peran penting dalam kehidupan spiritual mereka.

Setiap tahun, mereka menggelar berbagai ritual untuk menghormati leluhur dan memohon keberkahan, salah satunya adalah Upacara Kasada.

Dalam ritual ini, masyarakat melemparkan hasil bumi ke kawah gunung sebagai bentuk persembahan, yang melambangkan rasa syukur dan doa agar kehidupan mereka dipenuhi keberkahan serta keselamatan.

Gunung Semeru: Harmoni Alam dan Kepercayaan

Gunung Semeru bukan hanya destinasi petualangan, tetapi juga tempat penuh makna bagi masyarakat yang masih memegang teguh tradisi leluhur.

BACA JUGA:Sejarah Uang Logam: Perjalanan, Keunggulan, dan Kekurangannya yang Perlu Diketahui!

BACA JUGA:Menguak Rahasia Prasasti Yupa: Jejak Kerajaan Kutai dalam Sejarah Nusantara

Dari legenda jejak kaki hingga larangan yang dijaga turun-temurun, Semeru tetap menjadi simbol keseimbangan antara manusia, alam, dan spiritualitas.

Bagi para pendaki, perjalanan ke puncak Mahameru bukan hanya sekadar tantangan fisik, tetapi juga pengalaman mendalam dalam memahami keagungan alam dan nilai-nilai budaya yang hidup di sekitarnya.

Sumber: