Mengenal Sejarah Suku Samin: Warisan Kedamaian dan Perlawanan Tanpa Kekerasan

Mengenal Sejarah Suku Samin: Warisan Kedamaian dan Perlawanan Tanpa Kekerasan

Mengenal Sejarah Suku Samin: Warisan Kedamaian dan Perlawanan Tanpa Kekerasan--

PAGARALAMPOS.COM - Suku Samin merupakan komunitas yang unik dalam sejarah Indonesia.

Terkenal dengan gaya hidupnya yang sederhana dan penuh kedamaian, kelompok masyarakat ini berpusat di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, khususnya di daerah Blora, Pati, Rembang, dan Bojonegoro.

Gagasan serta ajaran dari Samin Surosentiko, sosok yang dianggap sebagai pendiri komunitas ini, memiliki pengaruh kuat dalam membentuk identitas dan nilai-nilai suku Samin yang bertahan hingga saat ini.

Awal Mula Suku Samin dan Sosok Samin Surosentiko

Nama asli dari Samin Surosentiko adalah Raden Kohar, yang lahir pada tahun 1859 di Desa Ploso Kediren, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Perjuangan di Nganjuk: 7 Destinasi Wisata yang Sarat Makna Kemerdekaan

Samin merupakan keturunan dari keluarga yang secara ekonomi cukup mapan.

Namun, melihat ketidakadilan yang terjadi pada masa kolonial Belanda, Samin mulai mengembangkan pandangan kritis terhadap pemerintah kolonial dan penguasa lokal yang dinilai tidak adil kepada rakyat.

Ia pun memulai gerakan yang berlandaskan ajaran-ajaran kedamaian, kesederhanaan, dan perlawanan tanpa kekerasan.

Pada awal abad ke-20, Samin mulai menyebarkan ajarannya di berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

BACA JUGA:Menguak Sejarah dan Keunikan Geco, Kuliner Legendaris dari Cianjur

Gerakan ini menarik perhatian masyarakat lokal karena cara Samin yang unik dalam menyampaikan pesan-pesannya.

Ajaran-ajaran Samin kerap dibalut dengan humor dan sindiran, sehingga lebih mudah diterima oleh masyarakat yang seringkali terpinggirkan dan tertindas oleh kebijakan kolonial.

Dalam ajaran Samin, ia mengajarkan pentingnya hidup sederhana, menjauhi kekerasan, serta tidak melakukan perlawanan langsung terhadap penjajah, tetapi lebih kepada perlawanan simbolis melalui penolakan terhadap aturan-aturan kolonial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: