Pasar Bitcoin di Bawah Tekanan, Harapan dan Tantangan di Tengah Fluktuasi Harga

Pola ini sering dianggap sebagai indikator bullish, yang menandakan bahwa tren pasar yang naik bisa segera terjadi.

Pola inverted head and shoulders adalah salah satu alat analisis teknikal yang banyak digunakan oleh para trader untuk memprediksi kemungkinan pembalikan tren dari bearish menjadi bullish. 

BACA JUGA:Harga Bitcoin Naik di Tengah Spekulasi Penurunan Suku Bunga Fed

Pola ini terdiri dari tiga bagian utama: shoulder kiri, head (kepala), dan shoulder kanan. Shoulder kiri dan kanan merupakan bagian dari pola yang lebih rendah, sementara head berada di posisi terendah, membentuk bentuk seperti kepala manusia yang terbalik.

Garis neck (leher) dari pola ini sangat penting, karena menghubungkan puncak dari kedua shoulder. Ketika harga menembus garis neck ini, biasanya itu dianggap sebagai awal dari tren naik yang potensial. 

Oleh karena itu, banyak trader yang menunggu momen ini untuk melakukan pembelian, dengan harapan bahwa harga akan terus naik setelah menembus garis neck tersebut.

Menurut Elja, jika harga BTC berhasil menembus garis neck dari pola inverted head and shoulders, ini dapat memicu momentum kenaikan yang kuat. 

BACA JUGA:Pasar Kripto Memasuki Minggu Ketiga Agustus 2024: Investor Bimbang, Bitcoin di Titik Kritis

Ia memprediksi bahwa momentum ini bisa mendorong Bitcoin ke level tertinggi baru, bahkan mencapai puncak pada kuartal keempat tahun 2024. 

Selain itu, Elja juga berspekulasi bahwa harga Bitcoin bisa melonjak hingga US$100.000 pada kuartal pertama tahun 2025.

Prospek dan Tantangan ke Depan

Meskipun prediksi yang bullish dari Elja memberikan secercah harapan bagi para investor, penting untuk diingat bahwa pasar kripto terkenal dengan volatilitasnya yang tinggi.

Meskipun pola teknikal seperti inverted head and shoulders dapat memberikan wawasan berharga, mereka tidak selalu akurat dalam prakteknya. 

BACA JUGA:Bitcoin Turun di Bawah $60.000: Apakah Ini Peluang atau Tanda Bahaya?

Pasar kripto dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal yang seringkali sulit diprediksi, seperti regulasi pemerintah, perkembangan teknologi, serta sentimen pasar global.

Sumber: