Wilayah RI Dikepung Gempa Megathrust, Ada Yang Berkekuatan Magnitudo 9,2
Foto : Jalur megathrust kepung wilayah RI.--Instagram
PAGARALAMPOS.COM - Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap Megathrust Nankai sama persis dengan yang dirasakan ilmuwan Indonesia.
Khususnya yang perlu diwaspadai di Indonesia adalah Seismic Gap Megathrust Selat Sunda (M8,7) dan Megathrust Mentawai-Suberut (M8,9).
"Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata tinggal menunggu waktu karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar," kata dia dalam keterangan resmi beberapa saat lalu.
Sebagai langkah antisipasi dan mitigasi, BMKG sudah menyiapkan sistem monitoring, processing, dan diseminasi informasi gempa dan peringatan dini tsunami yang makin cepat dan akurat.
BACA JUGA:Peringatan Dini BMKG, 12 -13 Agustus 2024 Cuaca Ekstrim di Wilayah Indonesia, Sumsel Amankah
Lebih lanjut, Daryono menjelaskan jika gempa dahsyat di Megathrust Nankai benar-benar terjadi, kemungkinan besar dapat memicu tsunami.
Karena setiap gempa besar dan dangkal di zona megathrust akan memicu terjadinya patahan dengan mekanisme naik (thrust fault) yang dapat mengganggu kolom air laut (tsunami).
Pertanyaannya, jika gempa dahsyat itu terjadi apakah ada efeknya terhadap lempeng-lempeng tektonik yang ada di Indonesia?
Jawabnya, jika terjadi gempa besar di Megathrust Nankai, dipastikan deformasi batuan skala besar yang terjadi tidak akan berdampak terhadap sistem lempeng tektonik di wilayah Indonesia.
BACA JUGA:Mengapa Masih Hujan di Puncak Musim Kemarau? Ini Kajian BMKG!
"Karena jaraknya yang sangat jauh, dan biasanya dinamika tektonik yang terjadi hanya berskala lokal hingga regional pada sistem Tunjaman Nankai," kata Daryono.
"Tentu saja hal ini perlu kita waspadai, karena tsunami besar di Jepang dapat menjalar hingga wilayah Indonesia," ia menambahkan.
Kendati demikian, Daryono mengatakan masyarakat tak perlu khawatir. Pasalnya, apa yang terjadi di Jepang dapat dipantau secara real time dan dianalisis dengan cepat.
BMKG, kata Daryono, bisa memodelkan tsunami yang bakal terjadi dan dampaknya menggunakan system InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: