Menyingkap Rahasia Situs Batu Bedil: Peninggalan Megah dari Era Megalitikum Kerajaan Sriwijaya

Menyingkap Rahasia Situs Batu Bedil: Peninggalan Megah dari Era Megalitikum Kerajaan Sriwijaya

Menyingkap Rahasia Situs Batu Bedil: Peninggalan Megah dari Era Megalitikum Kerajaan Sriwijaya-Foto: net-

PAGARALAMPOS.COM - Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia, mencapai puncaknya pada abad ke-8 hingga ke-9 Masehi.

Berpusat di wilayah Sumatra, kerajaan ini tidak hanya menguasai jalur perairan Nusantara tetapi juga menjalin hubungan dengan wilayah di luar Nusantara, menjadikannya sebagai kekuatan maritim yang dominan dan berpengaruh besar dalam sejarah dan budaya bangsa.

Pengaruh Kebudayaan India dalam Kerajaan Sriwijay

Kerajaan Sriwijaya dikenal karena dampak signifikan dari kebudayaan India yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakatnya.

Kerajaan ini merupakan salah satu contoh awal di Nusantara yang menerima pengaruh budaya India, yang tampak dalam bahasa, seni, agama, dan sistem pemerintahannya.

Selain Sriwijaya, kerajaan lain seperti Tarumanegara di Jawa Barat dan Kutai Kuno di Kalimantan Timur juga menunjukkan pengaruh budaya India pada periode yang bersamaan.

Situs Batu Bedil: Warisan Megalitikum dari Masa Sriwijaya

Situs Batu Bedil yang terletak di Lampung adalah salah satu peninggalan sejarah dari masa Kerajaan Sriwijaya. Situs ini merupakan saksi dari periode Megalitikum, di mana batu-batu besar digunakan untuk berbagai tujuan seperti monumen dan makam.

Situs ini mencakup beberapa batu tegak atau menhir, serta benda-benda megalitik lain seperti lumpang batu dan dolmen. Menhir-menhir tersebut membentuk pola segi empat dengan 14 batu alami yang tidak diproses.

Salah satu fitur menarik dari situs ini adalah Prasasti Batu Bedil, sebuah prasasti yang berasal dari masa Kerajaan Sriwijaya dan terbuat dari batu besar.

Meskipun prasasti ini sudah sangat usang, dengan tulisan yang sulit dibaca, terdapat 10 baris tulisan yang mungkin berkaitan dengan ritual atau doa keagamaan.

Kata-kata yang masih terbaca seperti "namo bhagawate" dan "swaha" menunjukkan bahwa prasasti ini mungkin berfungsi dalam konteks keagamaan.

Warisan dari Kerajaan Sriwijaya dan situs seperti Batu Bedil memberikan wawasan penting mengenai masa lalu. Meskipun banyak yang telah hilang atau rusak, pelestarian dan studi terhadap peninggalan ini memungkinkan kita untuk lebih memahami sejarah dan budaya bangsa Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: