Mengenal Tari Tanggai, Warisan Budaya yang Sakral Sebagai Ikon Penyambutan di Sumatra Selatan

Mengenal Tari Tanggai, Warisan Budaya yang Sakral Sebagai Ikon Penyambutan di Sumatra Selatan

Tari Tanggai, Warisan Budaya yang Sakral Sebagai Ikon Penyambutan-Kolase by pagaralampos.comkol-Net

PAGARALAMPOS.COM - Budaya dan tradisi adalah bagian integral dari identitas suatu daerah, dan pemerintah daerah memiliki peran penting dalam melestarikannya agar tidak hilang tertelan zaman. 

Sayangnya, banyak budaya dan tradisi yang perlahan punah, bahkan sebagian anak muda tidak lagi mengenalnya.

Salah satu contohnya adalah Tari Tanggai, tarian khas Palembang yang kini mulai jarang ditampilkan dalam berbagai acara.

Padahal, Tari Tanggai adalah bagian penting dari budaya penyambutan tamu sejak masa kesultanan.

BACA JUGA:Menyimpan Cerita Menarik! Inilah 4 Tempat Wisata Sejarah PALI yang Wajib Kamu Kunjungi

- Sejarah dan Makna Tari Tanggai

Tari Tanggai, juga dikenal sebagai Tari Kepak khas Palembang, memiliki makna yang dalam sebagai ucapan selamat datang dari tuan rumah. 

Budayawan Sumatra Selatan, Vebri Al Lintani, menyatakan bahwa Tari Tanggai kembali menjadi ikon penyambutan tamu setelah peristiwa pemberontakan G30S PKI. 

"Tari Tanggai bermakna ucapan selamat datang dari tuan rumah," katanya.

BACA JUGA:Silsilah Keluarga Mahabharata, Mengungkap Asal Usul Pandawa dan Kurawa

Tari Tanggai adalah turunan dari Gending Sriwijaya yang menampilkan kelentikan jari para penari. 

Tarian ini sudah ada sejak abad ke-17 Masehi, pada masa Kesultanan Palembang Darussalam yang didirikan oleh Belanda. 

Pada masa itu, Tari Tanggai menjadi ikon perempuan zaman kerajaan. 

Awalnya, Sultan mengharamkan gadis atau perempuan menari, sehingga semua pertunjukan diperankan oleh pria. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: