Slovenia Akui Palestina, Menteri Israel Inginkan Parlemen Menolak

Slovenia Akui Palestina, Menteri Israel Inginkan Parlemen Menolak

Slovenia Akui Palestina-Kolase by pagaralampos.com-Net

PAGARALAMPOS.COM - Pada Kamis, 30 Mei 2024, pemerintah Slovenia membuat langkah berani dengan mengakui negara Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat. 

Pengumuman ini disampaikan oleh Perdana Menteri Robert Golob dalam sebuah konferensi pers di Ljubljana, di mana ia menyatakan bahwa keputusan tersebut didasarkan pada perbatasan tahun 1967 atau perbatasan yang akan disepakati dalam perjanjian perdamaian masa depan. 

Keputusan ini menjadi bagian dari upaya untuk mendorong penyelesaian damai di kawasan Timur Tengah yang penuh konflik.

- Latar Belakang Keputusan

BACA JUGA:Semua Mata Tertuju pada Rafah: Solidaritas dengan Palestina di Tengah Agresi Israel

Menurut Golob, keputusan ini didorong oleh perkembangan terkini di Rafah, di mana serangan-serangan mematikan oleh Israel telah terjadi dalam beberapa hari terakhir. 

Keputusan pemerintah Slovenia ini, meskipun sudah diumumkan, masih memerlukan persetujuan dari negara-negara anggota Uni Eropa untuk pemungutan suara yang akan dilaksanakan pada Selasa, 4 Juni mendatang.

Reaksi Internasional

Keputusan Slovenia ini menuai berbagai reaksi di kancah internasional. 

BACA JUGA:Fans KPop Boikot SM Entertainment: Seruan Dukungan untuk Palestina di Tengah Kolaborasi Kontroversial

Menteri Luar Negeri Israel, Katz, berharap bahwa anggota parlemen Slovenia akan menolak usulan tersebut saat persidangan nanti. 

Dalam akun pribadi X @Israel_katz, Katz menyatakan bahwa keputusan Slovenia untuk mengakui negara Palestina hanya akan memberikan penghargaan kepada Hamas.

Ia juga menegaskan bahwa langkah ini adalah bagian dari upaya negara-negara Eropa untuk menekan Israel guna mengakhiri konflik di Gaza.

Sementara itu, pemerintah Slovenia telah mengibarkan bendera Palestina di samping bendera Slovenia dan Uni Eropa di depan gedung pemerintah di pusat kota Ljubljana, sebagai simbol dukungan terhadap Palestina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: