Pemkot PGA

Darah, Salib, dan Takhta Inilah Wajah Lain Perang Salib yang Jarang Dibahas

Darah, Salib, dan Takhta Inilah Wajah Lain Perang Salib yang Jarang Dibahas

--

PAGARALAMPOS.COM - Perang Salib dikenal sebagai rangkaian konflik besar antara kekuatan Kristen Eropa dan dunia Islam yang dimulai pada akhir abad ke-11

Dalam narasi umum, perang ini sering digambarkan sebagai murni perjuangan suci untuk merebut Tanah Suci dari tangan Muslim

Namun, jika ditelisik lebih dalam, narasi tersebut hanya sebagian dari kenyataan yang kompleks dan berlapis. 

Di balik simbol-simbol religius, tersimpan kepentingan duniawi yang tak kalah besar pengaruhnya.

BACA JUGA:Menguak Sejarah Upacara Adat Tabuik: Jejak Syiah di Ranah Minang!

Ketika Paus Urbanus II menyerukan Perang Salib pada tahun 1095, dia tidak hanya mengangkat isu pembebasan Yerusalem. 

Seruan itu juga menjadi solusi atas problem internal Eropa yang saat itu dilanda ketegangan antar bangsawan. 

Ribuan ksatria yang sebelumnya bertikai di tanah Eropa, dialihkan fokusnya ke medan perang di Timur Tengah. 

Perang pun menjadi alat stabilisasi politik yang membungkus ambisi kekuasaan dengan jubah suci.

BACA JUGA:Sejarah dan Makna Upacara Adat Peusijuek: Tradisi Penyejuk Jiwa dari Tanah Aceh!

Yerusalem lem memang memiliki nilai religius tinggi bagi tiga agama besar, tetapi perebutannya bukan semata demi iman. 

Banyak bangsawan Eropa yang melihat Perang Salib sebagai kesempatan memperluas wilayah, meraih harta, dan mendapatkan gelar kebangsawanan. 

Kekuasaan atas wilayah baru di Timur menjadi daya tarik yang menggoda dan mendorong ekspedisi militer berulang. 

Motif spiritual menyatu erat dengan motif material yang tak terhindarkan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait