Fans KPop Boikot SM Entertainment: Seruan Dukungan untuk Palestina di Tengah Kolaborasi Kontroversial

BACA JUGA:Negara Ini Punya Alasan Tersendiri Mengapa Menolak Palestina Jadi Anggota PBB, Simak!

Namun, Starbucks sendiri sudah lama masuk dalam daftar produk yang diboikot karena dukungannya terhadap aksi genosida Israel di Jalur Gaza, Palestina.

Pengumuman kolaborasi ini memicu reaksi keras dari netizen. 

Postingan terbaru Starbucks Korea yang berisi konten kolaborasi dengan NCT diserbu oleh komentar-komentar penuh amarah.

Salah satu netizen menulis, "very disappointing," sementara netizen lain berkomentar, "Mentang-mentang NCT trending, nyari kesempatannn??? idih bilang aja ga laku."

BACA JUGA:Dubes Israel Marah, Hancurkan Piagam PBB Pakai Mesin Saat Pidato, Buntut Dukungan Palestina Jadi Anggota PBB

Tak hanya akun Instagram Starbucks Korea yang menjadi sasaran kemarahan penggemar, akun Instagram resmi SM Entertainment juga dipenuhi oleh komentar-komentar kecewa.

Seorang netizen menulis, "where is your humanity? don't close your eyes. #freepalestine," sementara yang lain menambahkan, "Please SM. its not about religion its about humanity."

Di sisi lain, SM Entertainment belum memberikan tanggapan resmi terkait kontroversi ini. Namun, keresahan penggemar terus berkembang di media sosial.

Banyak penggemar yang berharap agar SM Entertainment dan artis-artisnya lebih peka terhadap isu-isu kemanusiaan yang sedang terjadi di dunia.

BACA JUGA:Israel Dibikin Panik, Membabi Buta Gempur Hamas Dengan Lahav, Self Propelled MLRS Multi Kaliber

Situasi ini menunjukkan betapa besar pengaruh sosial dan politik yang dapat dimiliki oleh komunitas penggemar KPop. 

Mereka tidak hanya mendukung artis mereka dalam hal musik dan hiburan, tetapi juga siap untuk memprotes dan menuntut tindakan yang lebih etis dari para artis dan agensi mereka. 

Boikot ini juga mencerminkan bagaimana penggemar KPop menggunakan platform mereka untuk menyuarakan dukungan terhadap isu-isu global yang penting, seperti konflik Palestina-Israel.

Sebagai kesimpulan, kontroversi ini menyoroti pentingnya kesadaran sosial dalam industri hiburan. Kolaborasi komersial yang mungkin terlihat tidak berbahaya di permukaan dapat memicu reaksi besar jika tidak mempertimbangkan konteks sosial dan politik yang lebih luas. 

Sumber: