Perang Gerilya di Papua, TPNPB Mengakui Strategi Berbahaya
Perang Gerilya di Papua, TPNPB Mengakui Strategi Berbahaya--
PAGARALAMPOS.COM - Sebby Sambom, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), mengungkapkan taktik perang yang digunakan oleh gerilyawan mereka dalam menghadapi pasukan keamanan Indonesia di Papua.
Dalam percakapan dengan Tempo, Sambom menjelaskan bahwa berbaur dengan masyarakat merupakan strategi vital dalam perang gerilya yang mereka jalani.
Menurut Sambom, telah ada upaya dari pihak TPNPB untuk meminta masyarakat agar meninggalkan daerah yang menjadi wilayah konflik.
Delapan wilayah yang menjadi fokus konflik bersenjata antara TPNPB dengan pasukan TNI dan Polri adalah Intan Jaya, Puncak Jaya, Puncak Papua, Nduga, Pegunungan Bintang, Yahukimo, Maybrat, dan Paniai.
BACA JUGA:Shineray 150: Pesaing Baru di Kelas Bebek Super dengan Desain Mirip Naked Bike
Di wilayah-wilayah ini, pertempuran bersenjata terus berlangsung, memunculkan ketegangan yang meningkat.
Tantangan Berat Bagi Pasukan Keamanan
Pernyataan Sambom disambut dengan tanggapan dari Kepolisian Daerah Papua, yang mengungkapkan kesulitan dalam menghadapi gerilyawan TPNPB-OPM.
Pasukan keamanan, seperti yang dijelaskan oleh Kepala Bidang Humas Polda Papua, Komisaris Besar Ignatius Benny Ady, mengalami kesulitan membedakan antara anggota gerilya dan warga sipil.
BACA JUGA:Film Yaksha Ruthless Operations, intip Sinopsis dan Profil Pemainnya Disini
Hal ini dikarenakan gerilyawan sering kali menyamar dan berbaur dengan masyarakat setempat, sehingga sulit untuk membedakan mana yang merupakan ancaman nyata dan mana yang bukan.
Penyerangan terhadap markas Kepolisian Sektor Homeyo di Kampung Pogapa, Intan Jaya, serta pembakaran SDN Inpres Pogapa, menjadi contoh nyata dari tantangan yang dihadapi oleh pasukan keamanan.
Penyerangan ini terjadi pada tanggal 30 April hingga 1 Mei 2024, menunjukkan eskalasi ketegangan yang terjadi di wilayah Papua.
Dukungan Terhadap Kemerdekaan Papua
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: