Ancaman Baru Bagi Perekonomian Global, Begini Kata Sri Mulyani!
Ancaman Baru Bagi Perekonomian Global, Begini Kata Sri Mulyani!--
BACA JUGA:Ditemukan Fosil tak Dikenal di Israel, Benarkah Nenek Moyang Manusia
Plafon utang, yang telah ada sejak 1917, mewakili jumlah maksimum yang dapat dipinjam oleh pemerintah federal AS.
Selama lebih dari 82 tahun terakhir, plafon utang pemerintah AS telah dinaikkan lebih dari 100 kali, dengan lebih dari separuhnya dilakukan saat pemerintahan dikuasai oleh Partai Republik.
Situasi ini mencerminkan adanya pertarungan politik yang konstan antara dua partai utama di AS dalam mengelola keuangan negara.
Implikasi Terhadap Proyeksi Ekonomi Global
BACA JUGA:4 bulan Tarik Retribusi Parkir Tanpa Karcis di Taman Apung, Punglikah?
Dalam konteks kondisi saat ini, kondisi politik dan ekonomi AS memiliki dampak yang signifikan terhadap proyeksi ekonomi global.
Perdebatan mengenai utang antara Partai Republik dan Demokrat tidak hanya menciptakan ketidakpastian dalam pasar keuangan, tetapi juga berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Kenaikan beban utang pemerintah AS yang sudah tinggi dapat mengganggu stabilitas ekonomi global, terutama dalam hal pembayaran bunga yang semakin meningkat.
Hal ini dapat menyebabkan pengurangan belanja dalam berbagai sektor, yang pada gilirannya dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menimbulkan dampak negatif bagi negara-negara lain yang bergantung pada perekonomian AS.
BACA JUGA:Menteri Zulhas Ungkap Bahaya di Balik Industri Baja Ilegal, Perlukah Waspada?
Kesimpulan
Lonjakan imbal hasil US Treasury dan deadlock dalam pembahasan utang antara Partai Republik dan Demokrat menciptakan ancaman baru bagi perekonomian global.
Dengan biaya pembayaran utang yang terus meningkat, serta ketidakpastian politik di AS, prospek pertumbuhan ekonomi global menjadi semakin tidak pasti.
Diperlukan langkah-langkah konkret dan koordinasi antarnegara untuk mengatasi tantangan ini dan menjaga stabilitas ekonomi global. Kegagalan dalam menangani masalah ini dapat berdampak jauh lebih luas daripada hanya perekonomian AS saja. *
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: