Ancaman Baru Bagi Perekonomian Global, Begini Kata Sri Mulyani!

Ancaman Baru Bagi Perekonomian Global, Begini Kata Sri Mulyani!

Ancaman Baru Bagi Perekonomian Global, Begini Kata Sri Mulyani!--

PAGARALAMPOS.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani telah memperingatkan akan adanya ancaman baru bagi perekonomian global, yang bersumber dari lonjakan imbal hasil atau yield US Treasury.

Pada konferensi pers APBN Kita, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa kenaikan imbal hasil tersebut berpotensi menciptakan ketidakpastian yang signifikan.

Menurut Sri Mulyani, lonjakan imbal hasil US Treasury, yang mencapai 4,7% pada tanggal 26 April 2024, merupakan yang tertinggi dalam lima bulan terakhir.

Kondisi ini menandakan bahwa surat utang AS tengah dijual dengan cepat, yang mengharuskan pemerintah memberikan "pemanis" tambahan dalam bentuk kenaikan imbal hasil.

BACA JUGA:Survei KedaiKOPI, Mayoritas Masyarakat Puas Rekayasa Lalu Lintas Moment Mudik

Dampak utama dari pergerakan ini adalah meningkatnya beban utang pemerintah AS yang sudah mencapai level yang mengkhawatirkan.

Saat ini, biaya pembayaran bunga utang pemerintah AS telah mencapai US$ 870 miliar pada tahun 2024, meningkat 132% dalam lima tahun terakhir.

Total utang pemerintah AS sendiri telah melonjak menjadi US$ 34,59 triliun pada Maret 2024.

Ancaman yang lebih besar muncul dari deadlock dalam pembahasan utang antara Partai Republik dan Partai Demokrat.

BACA JUGA:Begini Sejarah dan Peran Sungai Kuning, Jantung Peradaban Tiongkok

Sri Mulyani menjelaskan bahwa kenaikan yield US Treasury akan memperumit pembahasan mengenai utang, yang dapat mengancam penyelenggaraan APBN AS.

Situasi ini tidak hanya menciptakan tekanan pada perekonomian AS, tetapi juga menimbulkan sentimen negatif dalam skala global.

Perlu dicatat bahwa krisis plafon utang pemerintah AS pada April-Juni 2023 menjadi momok utama bagi pasar keuangan global.

Krisis tersebut bermula dari tuntutan Partai Republik untuk pengurangan belanja, sementara Presiden AS Joe Biden lebih memilih untuk memotong defisit dengan menaikkan pajak bagi orang kaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: