Bukan Konflik Timur Tengah, Ini Penyebab Rupiah Ambruk Menurut Bos BCA!
Bukan Konflik Timur Tengah, Ini Penyebab Rupiah Ambruk Menurut Bos BCA!--
BACA JUGA:Menelusuri Jejak Sejarah Kerajaan Dolok Silau yang Mengagumkan dan Penuh Misteri
"Memang kalau lagi ada kebutuhan riil yang meningkat tidak boleh diintervensi. Saya pikir itu akan seperti membuang garam ke laut," kata Jahja.
Namun, Jahja berharap bahwa setelah kebutuhan dolar menurun pasca Lebaran, Bank Indonesia dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menstabilkan kembali kurs dolar agar dapat kembali di bawah Rp16.000.
Meskipun terjadi pelemahan rupiah, BCA tetap optimis dalam memberikan dukungan finansial kepada masyarakat dan sektor korporasi.
BCA berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 835,7 triliun di Kuartal I-2024, dengan sektor korporasi menjadi penopang utama.
BACA JUGA:PKB Kota Pagaralam Buka Proses Penjaringan Calon Walikota dan Wakil Walikota 2024-2029
Dengan adanya klarifikasi dari Jahja Setiaatmadja, diharapkan masyarakat dan pelaku pasar dapat lebih memahami faktor-faktor internal yang mempengaruhi pelemahan rupiah dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menghadapinya.
Penyebab pelemahan rupiah yang diungkapkan oleh Jahja Setiaatmadja ini memberikan perspektif baru bahwa faktor internal seperti kebutuhan impor dan aksi penarikan modal investor asing memainkan peran yang signifikan dalam dinamika nilai tukar rupiah, bukan hanya faktor eksternal seperti konflik geopolitik di Timur Tengah.
Sebagai penutup, Jahja mengajak semua pihak untuk tetap tenang dan bersabar menghadapi fluktuasi nilai tukar rupiah.
Ia berharap dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang penyebab pelemahan rupiah, masyarakat dan pelaku pasar dapat bekerja sama untuk mendukung stabilitas nilai tukar rupiah di masa yang akan datang. *
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: