TNI-Polri Mulai Kerahkan Pasukan, OPM : Paniai Kini Jadi Zona Perang
Foto : Pasukan kelompok sparatis bersenjata.-TNI-Polri Mulai Kerahkan Pasukan, OPM : Paniai Kini Jadi Zona Perang-Republika.com
BACA JUGA:Memanas! Panglima TNI Minta Tindakan Tegas Usai Pembunuhan Brutal Anggota Militer oleh OPM di Paniai
Pada Ahad (14/4/2024), militer gabungan Indonesia, menurut Sebby sudah mulai melakukan peningkatan status keamanan di Paniai dengan melakukan berbagai aksi patroli dan sweeping di sejumlah kota penting wilayah Meepago. Yaitu dari mulai Nabire, Dogiayi, Deiyai, dan di Paniai.
Pada hari yang sama juga militer Indonesia TNI dan Polri menggunakan seragam lengkap dengan senjata melakukan patroli jalan kaki mengelilingi semua sudut kota dan melakukan inspeksi kota-kota di wilayah Paniai, Deiyai dan Dogiay,” kata Sebby.
Sehari berikutnya, Senin (15/4/2024) kata Sebby, menurut laporan kelompoknya, TNI-Polri sudah menerjunkan kendaraan lapis baja berupa barakuda yang didatangkan dari Timika, ke Distrik Toyaimoti Aradide di tempat terbunuhnya Letda Oktavianus Sogolrey.
“Dan menempatkan personel gabungan TNI-Polri dalam jumlah pasukan yang banyak ke wilayah tersebut,” kata Sebby.
Sedangkan di Nabire, di Dogiyai, Deiyai, dan Paniai, juga sudah terpasang spanduk-spanduk yang menginformasikan tentang daftar pencarian orang (DPO) yang dituduh sebagai OPM di wilayah Meepago.
Pada Selasa (16/4/2024), pasukan gabungan TNI-Polri, kata Sebby mulai melakukan penyisiran awal melalui udara menggunakan helikopter untuk mengintai titik-titik yang bakal dijadikan target penyerangan.
“Dua buah helikopter diterbangkan dari Bandara Enarotali ke wilayah yangmenjadi sasaran operasi di Paniai,” kata Sebby.
Pada hari yang sama, kata Sebby, laporan dari kelompoknya itu juga menyampaikan masyarakat biasa dari kalangan OAP, pun juga pendatang, sudah mulai keluar dari wilayah-wilayah yang diyakini sebagai target penyerangan TNI-Polri.
BACA JUGA:Begini Konsekuensinya, Jika TNI Ubah Penyebutan Istilah KKB Jadi OPM
“Rakyat sipil pribumi Papua, maupun non-Papua yang ada disekitar telah mengungsikan diri ke Enarotali, Masi, dan ke wilayah-wilayah aman lainnya yang berada di sekitaran (luar) Deiyai, Dogiyai, dan juga Nabire,” sambung Sebby.
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Nugraha Gumilar menyebut aksi OPM yang menyerang dan menembak, sehingga menyebabkan meninggalnya Komandan Rayon Militer (Danramil) 1703-04 Aradide Letda Inf Oktovianus Sogalrey merupakan pelanggaran HAM berat.
Menurutnya, aksi OPM tersebut telah mencederai upaya untuk menciptakan perdamaian dan kedamaian, serta percepatan pembangunan di Papua.
"Apa yang dilakukan OPM adalah pelanggaran HAM berat," kata Nugraha dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat pekan lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: