Cina Kembangkan Rudal Hanud, Jangkauan 2.000 Km, Targetkan Pembom Strategis dan AWACS

Cina Kembangkan Rudal Hanud, Jangkauan 2.000 Km, Targetkan Pembom Strategis dan AWACS

Rudal ini dilengkapi dengan sistem panduan aktif dan pasif, yang memungkinkannya untuk secara efektif menyerang target di udara.

BACA JUGA:Taiwan Gelar Sistem Hanud Titik Berbasis Laser 50 Kw, Hadapi Drone Cina,

Kabarnya, desain rudal hanud super ini terinspirasi oleh kendaraan hipersonik Feitian-1, yang dipamerkan sebelum uji peluncurannya berhasil pada tahun 2022.

Awalnya, para peneliti NPU mendapat tantangan untuk menciptakan rudal hanud jarak jauh, dengan ketentuan panjangnya tidak lebih dari 10 meter, dan berat harus kurang dari 4 ton.

Dan dari hasil rancangan, peneliti dari NPU berhasil menciptakan desain rudal yang panjangnya 8 meter dan berat 2,5 ton, plus diklaim rudal ini lebih hemat biaya untuk memproduksinya.

Sejauh ini belum ada infiormasi tentang kecepatan luncur dari rudal hanud ‘ajaib’ ini. Para peneliti dari NPU mengatakan akan mengandalkan koneksi satelit untuk mengatasi tantangan dalam penetapan target jarak jauh. Sejauh ini satelit dipercaya sebagai solusi utama dalam penggunaan senjata jarak jauh.

BACA JUGA:Turki Pamer Levent, Sistem Hanud Kapal Perang Berbasis Rudal MANPADS Sungur

Pihak NPU menyebut rudal dengan jarak luncur 2.000 km ini akan beroperasi dalam dua tahap (two stage). Pertama adalah penggunaan motor roket padat pada tahap peluncuran vertikal.

Kedua adalah penggunaan mesin ramjet yang mendorong rudal melewati lapisan atas atmosfer. Navigasi dan koreksi lintasan rudal akan dicapai melalui navigasi satelit.

Dengan panduan dan koreksi real-time dari data satelit hingga sensornya yang diaktifkan pada pendekatan terakhir, dan meledakkan muatannya ketika mencapai jangkauan penghancuran efektif.

BACA JUGA:DragonFire Senjata Mematikan Super Murah, Hanud Berbasis Laser Dikembangkan Inggris

Untuk menunjang hal di atas, Cina telah membangun jaringan pengawasan satelit global, menjadikan teknologi stealth akan menjadi usang dan memungkinkan pelacakan pesawat seperti F-22 Raptor dan F-35 Lightning II dapat dilakukan secara real-time.

Satelit-satelit ini adalah bagian dari kemampuan anti-akses/penolakan wilayah Cina, yang bertujuan untuk mengelola potensi konflik di titik-titik panas seperti Selat Taiwan dan Laut Cina Selatan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: