Dibalik Hijau Sawah Ngawen, Legenda Prabu Brawijaya V dan Makamnya yang Menyimpan Kisah Panjang
Dibalik Hijau Sawah Ngawen, Legenda Prabu Brawijaya V dan Makamnya yang Menyimpan Kisah Panjang--
Sebaliknya, Girindrawarddhana disebut sebagai raja terakhir yang berkuasa dari 1474 hingga 1519. Hal ini menimbulkan perdebatan seputar status Brawijaya dalam sejarah Majapahit.
Trah Brawijaya V: Sebuah Dinasti Besar
Brawijaya V dikenal memiliki 117 anak dari berbagai istri dan selir. Strategi ini digunakan untuk menjaga hubungan baik dan menghindari konflik dengan wilayah taklukan.
Beberapa anaknya menjadi pemimpin besar, seperti Raden Patah, pendiri Kesultanan Demak, dan Bondan Kajawan, yang disebut sebagai nenek moyang dari raja-raja Mataram Islam.
BACA JUGA:Menelusuri Aura Misterius Air Terjun Kedung Kayang di Magelang: Keindahan dan Legenda
Menjadi Mualaf Berkat Sunan Kalijaga
Pertemuan antara Prabu Brawijaya V dan Sunan Kalijaga menjadi titik balik penting dalam sejarah Majapahit.
Dalam buku Sejarah Kelam Majapahit oleh Peri Mardiyono, dikisahkan bahwa Brawijaya V memutuskan untuk mengubah keyakinannya dari Buddha ke Islam setelah terpesona oleh kecantikan Dewi Sari.
Keputusan yang Membelah Kerajaan
Keputusan ini tidak diterima oleh semua pengikutnya.
Sebagian memilih untuk tetap pada keyakinan lama dan melanjutkan perjalanan ke Bali, sementara Brawijaya V, didampingi oleh Sunan Kalijaga, kembali ke Majapahit.
BACA JUGA:Menelusuri Kegelapan di Air Terjun Sono Kliwon: Menguak Misteri dan Legenda yang Memikat
Namun, tidak lama setelah itu, Brawijaya V meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan dengan upacara Islam di Trowulan, di sebelah timur laut kolam Segaran.
Surat Wasiat Seorang Raja
Sebelum wafat, Brawijaya V menulis surat kepada Adipati Pengging dan Adipati Pranaraga, meminta mereka untuk menerima kekalahan Majapahit dari Demak dan mengabdi kepada Demak Bintara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: