Festival Ogoh-Ogoh, Cara Umat Hindu Bali Membuang Energi Negatif dan Menyambut Tahun Baru Caka
Festival Ogoh-Ogoh, Cara Umat Hindu Bali Membuang Energi Negatif dan Menyambut Tahun Baru Caka--
Makna Festival Ogoh-Ogoh
Festival ogoh-ogoh memiliki makna yang mendalam bagi umat Hindu di Bali.
BACA JUGA:Fakta-Fakta dan Misteri Suku Mante, Manusia Kerdil Penghuni Rimba Aceh
Ogoh-ogoh berfungsi sebagai simbol pembersihan alam dan diri sendiri dari sifat negatif, sifat jahat, dan roh jahat.
Ogoh-ogoh juga bisa diartikan sebagai cerminan sifat-sifat negatif dalam diri manusia, seperti nafsu, tamak, iri, dengki, dan dendam.
Dengan mengarak ogoh-ogoh, diharapkan buta kala yang merupakan manifestasi unsur negatif pada sebuah desa, nantinya ikut bersama ogoh-ogoh yang kemudian kan dihancurkan dan dibakar.
Festival ogoh-ogoh juga berkaitan dengan konsep nyomya, yaitu sarana untuk mengubah hal negatif menjadi unsur positif.
Ogoh-ogoh adalah bentuk nyomya dalam wujud nyata atau sekala. Sementara nyomya niskala atau tak terlihat dalam rangka Nyepi, masyarakat umumnya melakukan upacara Tawur Agung Kesanga.
Upacara ini biasanya dilaksanakan pada siang hari atau tengai tepet, yaitu saat matahari tepat berada di atas kepala.
Tujuan Festival Ogoh-Ogoh
Festival ogoh-ogoh memiliki tujuan yang mulia bagi umat Hindu di Bali. Tujuan utama festival ini adalah untuk menciptakan keseimbangan antara alam, manusia, dan Tuhan.
Dengan mengarak ogoh-ogoh, diharapkan energi negatif yang ada di sekitar dapat diserap dan dibuang.
BACA JUGA:Padahal Terletak di Cianjur, Lalu Kenapa Disebut Gunung Padang? Ternyata Begini Jawabannya
Setelah diarak keliling desa, ogoh-ogoh kemudian dibakar atau di-pralina1. Pralina adalah proses mengembalikan sesuatu kepada asalnya (melebur) dan hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti dibakar atau diperciki air suci (tirta).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: