Festival Ogoh-Ogoh, Cara Umat Hindu Bali Membuang Energi Negatif dan Menyambut Tahun Baru Caka

Festival Ogoh-Ogoh, Cara Umat Hindu Bali Membuang Energi Negatif dan Menyambut Tahun Baru Caka

Festival Ogoh-Ogoh, Cara Umat Hindu Bali Membuang Energi Negatif dan Menyambut Tahun Baru Caka--

PAGARALAMPOS.COM - Festival ogoh-ogoh adalah salah satu tradisi yang digelar oleh umat Hindu di Bali menjelang Hari Raya Nyepi

Ogoh-ogoh adalah patung besar yang berwujud raksasa atau buta kala yang diarak keliling desa dengan membawa obor. 

Festival ini bertujuan untuk membersihkan alam dan diri sendiri dari energi negatif sebelum menyambut tahun baru caka. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas sejarah, makna, dan tujuan festival ogoh-ogoh di Denpasar, Bali.

BACA JUGA:Miliki Nilai Budaya yang Tinggi! Inilah 4 Senjata Tradisional Khas Sumatera Selatan

Sejarah Festival Ogoh-Ogoh

Ada beberapa versi yang berkaitan dengan sejarah festival ogoh-ogoh di Bali. 

Salah satunya adalah bahwa ogoh-ogoh berasal dari kata ogah-ogah yang dalam bahasa Bali berarti diarak lalu digoyang-goyangkan. 

Ada juga yang menyebut ogoh-ogoh merupakan perkembangan dari lelakut, yaitu nama orang-orangan sawah yang biasanya dipakai untuk mengusir burung. 

Selain itu, ada pula pendapat bahwa ogoh-ogoh muncul dari adanya barong landung yang merupakan wujud dari Raja Jaya Pangus dan Putri Kang Cing Wei.

BACA JUGA:Miliki Nilai Budaya yang Tinggi! Inilah 4 Senjata Tradisional Khas Sumatera Selatan

Terlepas dari itu, festival ogoh-ogoh baru meluas sebagai rangkaian Nyepi di Bali sejak tahun 1980-an. 

Sejak itu, masyarakat di beberapa tempat di Denpasar mulai membuat perwujudan buta kala yang disebut dengan ogoh-ogoh. 

Budaya baru ini juga semakin meluas saat ogoh-ogoh diikutkan dalam Pesta Kesenian Bali XII1.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: