Masuk Kedalam Wilayah Kesulatanan Palembang, Inilah Sejarah Panjang Tanjung Sakti Hingga Era Modern
Masuk Kedalam Wilayah Kesulatanan Palembang, Inilah Sejarah Panjang Tanjung Sakti Hingga Era Modern--
Tanjung Sakti termasuk dalam afdeling Lematang Ulu, Lematang Ilir, dan Besemah, yang beribu kota di Lahat.
Masyarakat Tanjung Sakti tidak tinggal diam menghadapi penjajahan Belanda. Mereka melakukan perlawanan bersama-sama dengan masyarakat Palembang dan sekitarnya.
BACA JUGA:Gereja Santo Mikael di Tanjung Sakti, Saksi Bisu Perkembangan Agama Katolik di Sumatera Selatan!
Salah satu tokoh perlawanan yang berasal dari Tanjung Sakti adalah Ki Gede Ing Suro, yang merupakan keturunan dari Ki Gede Ing Suro, pendiri Kerajaan Pagaruyung.
Ki Gede Ing Suro memimpin pasukan yang terdiri dari suku Besemah, Lematang, Lintang, dan Gumai, untuk melawan Belanda.
Ki Gede Ing Suro gugur dalam pertempuran di Sungai Lematang pada tahun 1821.
Abad ke-19: Masa Perang Banjar
Pada abad ke-19, Tanjung Sakti terlibat dalam Perang Banjar, yaitu perang antara Kesultanan Banjar dan Belanda yang berlangsung dari tahun 1859 hingga 1905.
Perang ini dipicu oleh keinginan Belanda untuk menguasai wilayah Kalimantan, yang kaya akan sumber daya alam.
Belanda mengirim pasukan dari Sumatera, termasuk dari Tanjung Sakti, untuk menyerang Banjar.
Namun, banyak pasukan yang berasal dari Tanjung Sakti yang membelot dan bergabung dengan pihak Banjar, karena merasa tidak setuju dengan kebijakan Belanda.
Mereka juga merasa bersaudara dengan masyarakat Banjar, yang sama-sama beragama Islam dan berbahasa Melayu.
BACA JUGA:Situs Gunung Padang, Peninggalan Bersejarah Dengan Struktur Bangunan Unik Dan Tertua Di Dunia!
Salah satu tokoh yang berasal dari Tanjung Sakti yang berperan dalam Perang Banjar adalah Pangeran Antasari, yang merupakan putra dari Sultan Muhammad Seman, raja Banjar yang terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: