Desa Tua yang Berdiri Sejak Zaman Matarm Kuno Menyimpan Misteri, Benarkah Banyak Perampoknya?

PAGARALAMPOS.COM - Desa tua yang berdiri sejak zaman Mataram Kuno menyimpan sejuta misteri di dalamnya. Keberadaannya yang telah melintasi berbagai zaman menambah daya tarik tersendiri.

Namun, di balik kemegahannya, muncul pertanyaan yang menggelitik: benarkah desa ini menjadi sarang banyak perampok?

Sebagai tempat bersejarah, Desa Tua menjadi saksi bisu perkembangan sejarah dan perubahan zaman. Namun, di tengah keindahan arsitektur dan kekayaan sejarahnya, desa ini mungkin menyimpan rahasia kelam yang belum terungkap.

Inilah yang membuat Desa Tua menjadi destinasi yang menarik, namun juga penuh teka-teki yang perlu diungkap.

BACA JUGA:Indonesia, Inilah 12 Suku Asli di Sumsel, Nomor 6 Disebut-sebut Suku Paling Tua?

Pembukaan hutan larangan tersebut juga diikuti dengan pemberian prasasti berbentuk lempeng.

Desa-desa yang disebutkan, seperti Wedhati, Palinjwan, Kapulungan, Gayam Tebel, Pyapya, dan Keladi, mungkin masih eksis hingga kini dengan nama yang berubah.

Namun, desa Kladi sulit diidentifikasi, dan hutan larangan yang menjadi sawah diduga berada di Desa Raos, dekat Sungai Brantas.

Prasasti Kaladi menjadi saksi sejarah pembentukan wilayah dan peristiwa penting di Kabupaten Sidoarjo, menghubungkan masa lalu dengan keberadaan desa-desa kuno yang masih berdampingan dengan zaman modern.

BACA JUGA:Indonesia, Tradisi 'Nyemantung' Suku Besemah di Sumatera Selatan, Cara PDKT Nenek Moyang

Era Mataram Kuno, suatu periode sejarah yang kaya akan fakta menarik dan peradaban yang maju di Pulau Jawa. 

Kerajaan Mataram Kuno, yang berkembang sekitar abad ke-8 hingga ke-10 Masehi, memiliki dampak signifikan dalam sejarah dan budaya Indonesia.

Salah satu fakta menarik adalah bahwa Mataram Kuno menjadi pusat peradaban dan kekuasaan di Jawa Tengah. 

Terletak di sekitar wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, Mataram Kuno berhasil menciptakan suatu kerajaan yang kuat dan maju pada masanya. 

Sumber: