Antisipasi Konflik Terorisme hingga Kejahatan Bersenpi Saat KTT AIS, Begini Pengamanan Polri di Bali

Antisipasi Konflik Terorisme hingga Kejahatan Bersenpi Saat KTT AIS, Begini Pengamanan Polri di Bali

Foto : Kasatgas Brigjend Pol Waris Anggoro.-Antisipasi Konflik Terorisme hingga Kejahatan Bersenpi Saat KTT AIS, Begini Pengamanan Polri di Bali-Humas Polri

BALI, PAGARALAMPOS.COM - Polri menggelar Operasi Tribrata Agung 2023 untuk pengamanan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island State (AIS) Forum 2023 di BALI pada 10-11 Oktober 2023.

Kasatgas Tindak Operasi Tribrata Agung 2023 Brigjen Pol Waris Agono mengatakan, operasi itu dibagi beberapa satuan tugas (satgas)

Salahsatunya satgas tindak yang bertugas mengantisipasi konflik sosial, terorisme hingga kejahatan yang menggunakan senjata api (senpi).

Satgas tindak ini nantinya akan bertugas mengantisipasi, menangani, dan menindak apabila terjadi peristiwa yang bersifat kontinjensi. Selama pergelaran KTT AIS Forum 2023.

BACA JUGA:TNI-Polri Gelar Pasukan Pengamanan KTT AIS 2023, Begini Arahan Panglima dan Kapolri

"Seperti konflik sosial, terorisme, atau kejahatan yang menggunakan senpi, bahan peledak, bom dan drone yang tidak terdaftar dalam forum antidrone yang sudah disepakati,” kata Waris kepada wartawan, Minggu (8/10/2023).

Menurut Waris, satgas tindak itu telah melakukan persiapan pengamanan sejak satu pekan sebelum penyelenggaraan KTT AIS Forum 2023 tersebut.

Dikatakan Waris, KTT AIS Forum 2023 nantinya akan diikuti oleh 51 negara, dan Indonesia menjadi tuan rumah KTT pertama kali digelar.

BACA JUGA:Divisi Humas Polri dan PWI Jalin Sinergi dan Bahas Kerja Sama Jelang Pemilu 2024

Karenanya, berbekal pengalaman keberhasilan pengamanan KTT G-20, dan KTT ASEAN, maka pola pengamanan KTT AIS Forum 2023 akan melakukan hal yang sama.

“Kita punya pengalaman KTT G-20, KTT ASEAN di Labuan Bajo dan Jakarta. Kami sudah merencanakan pengamanan KTT AIS ini mengacu keberhasilan pengamanan KTT G-20 dan KTT ASEAN lalu,” ucapnya.

Lebih lanjut Waris mengungkapkan, pusat komando atau command center 91 dalam pengamanan akan menggunakan 18 aplikasi mulai dari pemantauan penerbangan pesawat delegasi, kondisi cuaca hingga kondisi di lapangan.

BACA JUGA:Kroasia Beli 12 Jet Tempur Bekas dari Prancis, Rafale F3-R Gantikan Jet Antik Era Soviet

Ada juga aplikasi face recognition yang berisi database daftar pencarian orang (DPO) atau orang yang dicurigai guna mencegah terjadinya tindak pidana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: