Taklukkan Kerjaan yang Paling Ditakuti, Majapahit Ahirnya Berhasil Runtuhkan Kerajaan Sriwijaya

Taklukkan Kerjaan yang Paling Ditakuti, Majapahit Ahirnya Berhasil Runtuhkan Kerajaan Sriwijaya

Taklukkan Kerjaan yang Paling Ditakuti, Majapahit Ahirnya Berhasil Runtuhkan Kerajaan Sriwijaya -Foto: net-

PAGARALAMPOS.COM - Penyebab runtuhnya kerajaan Sriwijaya disebabkan oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan maritim terbesar yang ada di Nusantara. 

Kerajaan Sriwijaya juga menjadi kerajaan Buddha terbesar di Indonesia dan pusat pengajaran ajaran Buddha yang dirintis oleh Sidharta Gautama.

Sayangnya kemegahan dan kebesaran kerajaan Sriwijaya harus berakhir, penyebab runtuhnya kerajaan Sriwijaya ini diketahui disebabkan karena adanya perseteruan internal di dalam kerajaan hingga karena adanya perkembangan Islam yang pesat pada waktu itu.

Sriwijaya kerajaan yng sangat ditakuti di Zamanya saja harus runtuh di Abad ke 12, padahal siapa yang bisa membayangkan kerjaan sebesar dan sehebat ini bisa hancur lebur.

BACA JUGA:Sasaran Utama Para Arkeolog Dunia! Ternyata Ada Ini Di Gunung Padang

Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-12 Masehi, dan dilanjutkan berapa tahun kemudian munculnya  Kesultanan Palembang Darussalam.

Kerajaan Sriwijaya disebut juga adalah Kerajaan Laut atau maritim yang kuat, bisa runtuh ketika dikalahkan oleh Kerajaan Majapahit di pulau Jawa.

Ketika Sriwijaya runtuh sebagai pusat perdagangan, muncullah daerah atau kota yang disebut Palifong dalam bahasa Tionghoa – lebih dikenal sekarang sebagai kota Palembang.

Setelah keluar dari Sriwijaya, kota ini tetap eksis sebagai kota niaga dengan kegiatan ekonomi dan niaga yang masih terkonsentrasi, masih dikenal dengan sebutan Ku-kang (dalam bahasa Tionghoa) atau Pelabuhan Tua.

Kota Palembang merupakan pusat pelabuhan internasional yang banyak dikunjungi oleh pengusaha Tionghoa.

BACA JUGA:Entah Hilang Kemana? 3 Pendekar Sakti di Pulau Jawa ini Tak Pernah Ditemukan Hingga Saat ini

Padahal, kota ini merupakan daerah kantong China selama kurang lebih 200 tahun saat itu.

Ketika kota Palembang berada di bawah kendali ekonomi pedagang Tionghoa, pangeran Palembang, Parameswara, terpaksa meninggalkan kota itu pada tahun 1397.

Saat itu, kerajaan Majapahit pun tidak bisa menempatkan patihnya di kota ini karena Cina memilih Liang Tau Ming sebagai pemimpin Palembang.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: