Habis-habisan Diserang Majapahit, Kerajaan Sriwijaya Runtuh Tak Bersisa

Habis-habisan Diserang Majapahit, Kerajaan Sriwijaya Runtuh Tak Bersisa

Habis-habisan Diserang Majapahit, Kerajaan Sriwijaya Runtuh Tak Bersisa -Foto: net-

PAGARALAMPOS.COM - Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak Budha yang berdiri sekitar abad ke-7 M. 

Kekuasaan Kerajaan Sriwijaya di masa kejayaan membentang dari Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam, hingga Filipina, sebelum runtuh pada abad 13-14 M. Apa penyebab keruntuhan Kerajaan Sriwijaya?

Kerajaan Sriwijaya berdiri dengan raja pertama Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada abad 9-10 M di bawah kepemimpinan Balaputradewa hingga Sri Marawijaya, seperti dikutip dari Sejarah 8 Kerajaan Terbesar di Indonesia oleh Situ Nur Aidah dan Tim Penerbit KBM Indonesia.

Pada masa kejayaannya, Kerajaan Sriwijaya menguasai jalur perdagangan laut di Asia Tenggara. Tidak heran, wilayah kekuasaannya menjangkau area di luar Indonesia saat ini.

Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-12 Masehi, dan dilanjutkan berapa tahun kemudian munculnya  Kesultanan Palembang Darussalam.

BACA JUGA:Menjadi Sasaran Arkeolog Dunia! Berikut Inilah Fakta Mencengangkan Gunung Padang

Kerajaan Sriwijaya disebut juga adalah Kerajaan Laut atau maritim yang kuat, bisa runtuh ketika dikalahkan oleh Kerajaan Majapahit di pulau Jawa.

Ketika Sriwijaya runtuh sebagai pusat perdagangan, muncullah daerah atau kota yang disebut Palifong dalam bahasa Tionghoa – lebih dikenal sekarang sebagai kota Palembang.

Setelah keluar dari Sriwijaya, kota ini tetap eksis sebagai kota niaga dengan kegiatan ekonomi dan niaga yang masih terkonsentrasi, masih dikenal dengan sebutan Ku-kang (dalam bahasa Tionghoa) atau Pelabuhan Tua.

Kota Palembang merupakan pusat pelabuhan internasional yang banyak dikunjungi oleh pengusaha Tionghoa.

BACA JUGA:Menarik Perhatian Para Arkeolog Dunia! inilah Fakta Lain Gunung Padang yang Masih Jadi Misteri

Padahal, kota ini merupakan daerah kantong China selama kurang lebih 200 tahun saat itu.

Ketika kota Palembang berada di bawah kendali ekonomi pedagang Tionghoa, pangeran Palembang, Parameswara, terpaksa meninggalkan kota itu pada tahun 1397.

Saat itu, kerajaan Majapahit pun tidak bisa menempatkan patihnya di kota ini karena Cina memilih Liang Tau Ming sebagai pemimpin Palembang.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: