Mengulik Sejarah dan Keunikan Suku Baduy yang Milliki Kehidupan Tentram

Mengulik Sejarah dan Keunikan Suku Baduy yang Milliki Kehidupan Tentram

Mengulik Sejarah dan Keunikan Suku Baduy yang Milliki Kehidupan Tentram -Foto: net-

Populasinya kurang lebih 26.000 jiwa dan terbagi menjadi dua wilayah, yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam. 

Perbatasan antara kedua wilayah tersebut ditandai dengan sebuah gubuk terbuat dari bambu sebagai tempat menginap suku Baduy Dalam ketika mereka berladang.

Suku Baduy memang sangat ketat memegang adat istiadat, tetapi bukan wilayah terisolasi atau terasingkan dari perkembangan dunia luar. 

Ada beberapa hal yang menjadi pantangan atau tabu bagi mereka. Salah satunya adalah mengambil foto, terutama di wilayah Baduy Dalam. 

BACA JUGA:Eksplorasi Zaman Megalitikum, Mengungkap Sejarah Peradaban Kuno

BACA JUGA:Membuka Sejarah Candi Prambanan, Teryata ada Kisah Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang

Pengunjung hanya boleh menggambarkan suasana di dalamnya hanya dengan sketsa. 

Kini, Desa Baduy kerap dikunjungi wisawatan domestik maupun mancanegara. Ada beberapa aturan yang harus ditaati ketika berkunjung ke Baduy. 

Aturan-atauran tersebut berbeda untuk Baduy Luar, Baduy Dalam, dan perbatasan keduanya. 

Baduy Dalam terdiri dari tiga desa, yaitu Cikeusik, Cikertawarna, dan Cibeo. Desa Cibeo lebih terbuka terhadap pendatang. 

BACA JUGA:Eksplorasi Zaman Megalitikum, Mengungkap Sejarah Peradaban Kuno

BACA JUGA:Profil Provinsi Sumatera Selatan, Melacak Jejak Sejarah dan Pesona Alamnya

Namun, pengunjung tetap tidak boleh mengambil foto serta dilarang memakai sabun, sampo, odol, dan bahan kimia lainnya saat mandi karena dikhawatirkan akan merusak alam. 

Sedangkan Desa Cikeusik sangat indah dan asri, tetapi jarang dikunjungi. Selain kearifan lokalnya, masih banyak keunikan suku Baduy Dalam, di antaranya:

Gotong Royong

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: