Penyebaran Ajaran Islam di Pagar Alam Lewat 'Tadut', Perintah Sholat Dalam Syair Asli Suku Besemah

Penyebaran Ajaran Islam di Pagar Alam  Lewat 'Tadut', Perintah Sholat Dalam Syair Asli Suku Besemah

rumah asli pagaralam-pidi-pagaralampos.com

Karenanya lanjut dia, begitu tadut masuk dengan membawa informasi Islam syariat, masyarakat Besemah tak menolaknya.

BACA JUGA:Kuntau Suku Besemah, Menggali Kearifan Lokal dalam Seni Bela Diri Tradisional

“Dulu saya masih ingat, di tahun 50-an, ada perkumpulan di tengah masyarakat Pagaralam yang rajin bertadut,”katanya. 

Kini, Islam sudah menjadi agama mayoritas di Pagaralam. Meskipun demikian, kata Bastari, tadut perlu dipertahankan sebagai salahsatu bentuk sastra tutur Besemah.

Dia juga menyebut, ada kemungkinan tadut untuk disesuaikan dengan masa kini. “Syairnya bisa saja ditambah misalnya yang berkaitan dengan konteks masa kini.

Sementara syair yang memuat isi ajaran agama, tetap dipertahankan,”ucapnya.

BACA JUGA:Selain Masuk Dalam 5 Suku Yang Ada di Provinsi Sumatera Selatan, Suku Besemah Juga Miliki Seni Bela Diri Ini!

Usaha untuk mempertahankan tadut sudah dilakukan Mady. Sejak beberapa tahun lalu, dia kerap melatih anak-anak muda untuk mahir bertadut. Hasilnya cukup memuaskan.

Mereka disebutkan Mady, pernah mendapatkan juara dalam sebuah iven perlombaan seni sastra. “Sekarang saya lagi mendidik seorang anak SD supaya bisa bertadut,”kata dia.

Konsisten dengan Isi

SEBAGAIMANA guritan, tadut juga memiliki irama yang khas. Bedannya, tadut memiliki irama yang menyentuh perasaan. Ini karena dalam tadut, termuat pesan-pesan ajaran Islam yang begitu tinggi.

Inilah salahsatunya yang membuat orang gemar mendengar tadut. “Tadut itu konsisten,”ucap pemerhati Budaya Besemah Mady Lani kemarin. “Sejauh ini isi tadut belum ada selain tentang ajaran Islam,”tambah dia.

Demikian pula dengan syair-syairnya lanjut Mady, juga konsisten dengan pilihan kata yang bersambung. Dia mencontohkan salahsatu bunyi syair malam Jum’at, disambung dengan malam Sabtu dan seterusnya.

Karenanya diakui Mady, syair tadut enak dibaca sekaligus didengar. Dengan konsistenanya itu, Mady yakin, tadut akan mampu bertahan di tengah derasnya laju modernisasi di segala bidang.

Sementara itu Anggota Lembaga Adat Besemah Satarudin Tjik Olah mengatakan, tadut merupakan salahsatu bentuk seni sastra lisan Besemah. Seni ini kata Satar, sudah ada sejak dulu sampai sekarang. Namun diakuinya, jumlah orang yang mahir bertadut, tak sebanyak dulu lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: