Wajib Diketahui! Ini Perbadaan Suku Kisam dan Semende

Wajib Diketahui! Ini Perbadaan Suku Kisam dan Semende

Wajib Diketahui! Ini Perbadaan Suku Kisam dan Semende--

PAGARALAMPOS.COM - Suku Basemah yakni Suku Kisam dan Semende merupakan dua dari enam Suku berjumlah besar yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS) yang telah hidup rukun secara berdampingan dalam waktu yang cukup lama.

Adapun enam suku atau etnis yang besar di OKU Selatan meliputi Suku Daya, Suku Ranau, Suku Kisam, Suku Semende, Suku Haji dan Suku Ogan dan diikuti oleh Suku Jawa, Suku Padang dan suku-suku lainnya.

Kendati demikian, banyak orang-orang dari luar daerah menganggap antara suku Kisam dan Semende merupakan suku yang sama. Hal itu dikarenakan kemiripan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh kedua suku/etnis ini.

Selain beberapa bahasa yang beda, Menurut Fekri Juliansyah Dzurriyaat Pendiri Djagat Besemah (Dzurriyaat ke-24 Puyang Atung Bungsu) sekaligus pemerhati budaya djagat besemah Suku Kisam dan Semende adalah sub rumpun dari Kebudayaan Besemah atau turunan (Jurai) Besemah.

BACA JUGA:Jose Mourinho Siap Bawa AS Roma Juarai UEL!

Ia menjelaskan perbedaan mendasar Suku Kisam dan Semende terletak pada adat budaya tunggu tubang atau pewaris kekuasan dalam sebuah keluarga.

"Kalau suku Semende Tunggu Tubang berada pada anak perempuan tertua, sedangkan pada suku Kisam yang menjadi Tunggu Tubang adalah anak laki laki sebagaimana budaya dan Adat di Besemah (Pagaralam kini),"ujar Fekri.

Lebih lanjut, pria yang kerap dipanggil tuan guru itu menceritakan, Adat Semende dibuat di Perdipe pada tahun 1650 Masehi.

"Suku Semende dan Kisam di OKU Selatan adalah perpindahan dari Jurai Besemah baik yg berasal dari Pagaralam dan Lahat (Tanah Besemah) maupun pindahan dari eks Marga Semende Darat di Wilayah Kabupaten Muaraenim,"tambahnya.

BACA JUGA:Kaca Mobil Baret Tak Usah Panik! Hilangkan Dengan 4 Tips Ini

Selain itu penyampaian bahasa atau Logat yang digunakan sehari-hari dari kedua Suku ini. Bahasa Suku Kisam lebih tegas atau dianggap lebih kasar sementara logat bahasa Suku Semende lebih halus.

Kemudian segelintir perbedaan bahasa seperti halnya perbedaan bahasa dari Suku Besemah kata 'Ndiw' = Wah yang diartikan sebagai kata bentuk kekaguman, heran, terkejut dan kecewa atau mengeluh.

Namun dari Suku Kisam, kata 'Ndiw' memiliki arti sebagai menakut-nakuti orang lain.

Sedangkan untuk tutur bahasa yang menunjukan sebagai kata bentuk kekaguman, heran, terkejut dan kecewa menggunakan katan 'Nduk'.*

BACA JUGA:Herman Deru Gandeng Danlanal Palembang Berantas Jual Beli Narkoba dari Jalur Perairan Sumsel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: