Harga Kopi Arabika dan Robusta Bisa Terdongkrak Lagi

Harga Kopi Arabika dan Robusta Bisa Terdongkrak Lagi

 

JAKARTA, PAGARALAMPOS.COM - Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) memprediksi harga kopi arabika kembali menanjak ke US$ 1,80 per pon atau US$ 3.600 per ton (1 ton = 2.000 pon) pada semester kedua tahun ini.

Demikian juga dengan Robusta. Diprediksi naik mampu tembus menjadi US$ 2.200 per ton.

Hal ini disampaikan Ketua Kompartemen Specialty Kopi dan Industri Kopi AEKI, Pranoto Soenarto.

Dia mengemukakan harga kopi belakangan ini jatuh ke titik terendah. Oleh karena itu, para eksportir kopi saat ini mengantisipasi penurunan harga kopi di tingkat dunia.

BACA JUGA:Produksi Kopi Meningkat, Masyarakat Pagaralam Sejahtera

Harga kopi di pasar internasional cenderung menurun pada awal tahun ini. Di bursa ICE Futures, belum lama ini jika harga kopi arabika untuk kontrak pengiriman Mei 2013 menyentuh level US$ 2.800 per ton. Ini adalah posisi terendah harga kopi dalam enam bulan terakhir.

Mengacu ke data Organisasi Kopi Internasional atau International Coffee Organization (ICO), harga kopi robusta senilai US$ 2.160 per ton di pasar Amerika Serikat dan US$ 2.040 per ton di pasar Eropa.

Demi menyiasati penurunan harga kopi, menurut Pranoto, pemerintah perlu berperan aktif, misalnya turut memperbaiki produktivitas tanaman kopi dalam negeri. 

AEKI mengakui saat ini produksi kopi di dalam negeri masih rendah yakni hanya 600.000 hingga 720.000 ton per tahun. 

BACA JUGA:Sejuta Sambung Pucuk Kopi Berlanjut Ditahun Kelima

Produktivitas tanaman kopi juga dinilai perlu digenjot agar Indonesia bisa bersaing dengan negara produsen kopi lainnya seperti Brazil. 

Produktivitas tanaman kopi Indonesia hanya 600 kilogram hingga 700 kg per hektare. "Seharusnya produktivitas kita di atas satu ton per hektare," kata Pranoto.

Brasil saat ini mampu memproduksi 3 juta ton kopi per tahun. Sebesar 70% dari jumlah itu adalah jenis arabika. Produsen kopi terbesar kedua di dunia adalah Vietnam dengan volume 1,3 juta ton, dimana 80%-nya berjenis robusta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: